Sexting, Sarana Bersikap Genit ke Lawan Jenis

Sama halnya ketika mengirim sexting, para pria juga dilaporkan lebih banyak memiliki ekspektasi positif ketika menerima sexting, begitu juga sebaliknya pada wanita. Selain itu, para lajang juga lebih banyak memberikan ekspektasi negatif ketika menerima sexting ketimbang mereka yang berpacaran atau menikah.
Yang jelas tidak mengejutkan adalah fakta bahwa siapapun yang memiliki ekspektasi positif terhadap sexting tentu menunjukkan frekuensi sexting yang lebih tinggi. Ekspektasi negatif tentu berujung pada rendahnya frekuensi sexting mereka.
"Salah satu alasan mengapa wanita lebih sering memperlihatkan ekspektasi negatif mungkin karena adanya gagasan bahwa masyarakat masih memiliki standar ganda bagi wanita sehingga tampaknya jika pria yang genit pada wanita itu lebih bisa diterima," kata peneliti dari Indiana University-Purdue University Indianapolis, Allyson Dir, seperti dilansir laman Fox News, Jumat (11/10).
Dir juga mengungkap dibanding orang-orang yang telah berpasangan, para lajang terbukti lebih berani ambil risiko untuk melakukan sexting.
"Mungkin karena mereka melakukannya dengan orang asing/tidak mereka kenal, padahal risiko penerimanya akan menyebarkan sexting itu tanpa seijinnya cukup tinggi, atau mereka lebih berisiko ditolak setelah mengirim sexting," pungkasnya.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.(fny/jpnn)
SEXTING atau berkirim pesan singkat atau gambar berbau seksual lewat ponsel maupun jejaring sosial, biasanya hanya dilakukan pasangan suami istri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Momentum Hari Buruh, MS Glow Beri Program Khusus untuk Pekerja
- Deep and Extreme Indonesia 2025 Digelar, Pencinta Olahraga Outdoor Wajib Hadir
- Tampil di Ajang Paris Fashion Show, Evelyn Witono Putri Gandeng Bejo Jahe Merah
- Nutriflakes Ajak Perempuan Aktif Bergerak dan Bebas GERD
- Bobby, Kucing Presiden Prabowo Jadi Juri di Petfest Indonesia 2025
- 3 Manfaat Kulit Jeruk, Bantu Jaga Kesehatan Jantung