Sexting, Sarana Bersikap Genit ke Lawan Jenis

Sexting, Sarana Bersikap Genit ke Lawan Jenis
Sexting, Sarana Bersikap Genit ke Lawan Jenis

jpnn.com - SEXTING atau berkirim pesan singkat atau gambar berbau seksual lewat ponsel maupun jejaring sosial, biasanya hanya dilakukan pasangan suami istri yang sedang berjauhan. Tapi belakangan aktivitas ini tidak hanya dilakukan pasutri. Lalu apa motivasinya?

Menurut studi ini, baik pria dan wanita memiliki ekspektasi yang berbeda ketika mengirim dan menerima sexting. Pria cenderung berpikir positif jika mengirim dan menerima SMS berbau seksual. Sebaliknya, wanita memiliki ekspektasi negatif dengan kebiasaan sexting tersebut.

Peneliti sendiri mengklaim ini merupakan studi pertama yang menggali motivasi orang-orang melakukan sexting dan ekspektasi mereka ketika menerima sexting serta bagaimana kedua hal itu mempengaruhi perilaku seksual mereka.

Untuk itu, peneliti menanyai 278 mahasiswa -dengan usia rata-rata 21 tahun- tentang perilaku sexting mereka, juga pandangan mereka ketika menerima sexting.

Sebanyak 80 Persen partisipan mengaku pernah menerima sexting, 67 persen mengatakan pernah mengirim sexting dan bertukar sexting via SMS dan 46 persen melapor pernah menerima sexting berisi gambar. Namun sebagian besar partisipan mengaku tidak rutin sexting -yakni kurang dari tiga kali dalam sebulan.

Hanya saja sesuai dugaan, para responden pria dilaporkan lebih sering mengirim dan menerima sexting ketimbang responden wanita.

Ekspektasi positif yang umumnya dimiliki orang adalah sexting membuat seseorang merasa seksi. Sexting membuat seseorang menjadi bersemangat dan sexting memudahkan seseorang untuk main mata alias bersikap genit kepada orang lain.

Sedangkan ekspektasi negatif yang banyak dimiliki orang diantaranya sexting membuat seseorang merasa malu.

SEXTING atau berkirim pesan singkat atau gambar berbau seksual lewat ponsel maupun jejaring sosial, biasanya hanya dilakukan pasangan suami istri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News