'Shadow Economy' Jadi Hantu yang Membebani Ekonomi Indonesia

'Shadow Economy' Jadi Hantu yang Membebani Ekonomi Indonesia
Shadow economy Indonesia diperkirakan sebesar 8,3 persen hingga 10 persen dari produk domestk bruto (PDB). Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Upaya mengatasi shadow economy tersebut dapat diatasi dengan menetapkan langkah yang tepat dan sistemik, serta sinergi antara pemangku kepentingan," katanya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027 bertekad meningkatkan integritas sistem keuangan dalam lima tahun ini.

Sebab, sistem keuangan nasional saat ini masih rentan karena sering direcoki sejumlah masalah seperti transaksi shadow economy.

Oleh karena itu, banyak manfaatnya jika Indonesia memiliki sistem keuangan berintegritas. Sistem tersebut didukung oleh sistem perbankan yang aman dan terpercaya.

Ini akan membuat masyarakat tidak takut lagi menyimpan dana di perbankan nasional. Dampaknya, bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Bagi OJK, upaya peningkatan integritas sistem keuangan harus dilakukan. Potensi untuk itu sangat besar. Apalagi sistem perbankan yang menjadi landasan sistem keuangan itu, beroperasi atas dasar kepercayaan dan integritas.

"Ini (membangun sistem keuangan berintegritas} menjadi misi kami 5 tahun ke depan. Itu semua harus diatasi secara mendasar dan sistemik. Tegakkan trust dan integritas," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam diskusi dengan wartawan di Bandung, akhir pekan lalu.

Menurut Dian, sistem keuangan yang berintegritas berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Shadow economy Indonesia diperkirakan sebesar 8,3 persen hingga 10 persen dari produk domestk bruto (PDB).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News