Sharif dan Suami Benazir Bersaing

Gantikan Musharraf Pimpin Pakistan

Sharif dan Suami Benazir Bersaing
Warga Pakistan menyaksikan pidato mundurnya Pervez Musharraf dari kursi presiden. Foto: Reuters
ISLAMABAD – Era Pervez Musharraf memerintah Pakistan yang berlangsung sembilan tahun berakhir Senin (18/8). Dalam pidato di televisi nasional, presiden Pakistan itu mengumumkan pengunduran dirinya. Keputusan sekutu dekat Presiden AS George W. Bush itu mengakhiri kekuasaan diduga untuk menghindari konflik seputar pemakzulan (impeachment) oleh parlemen yang dapat mengguncangkan kepentingan bangsa.

Dengan suara emosional, Musharraf mengatakan akan menyampaikan pengunduran diri kepada Majelis Nasional. ”Saya harap negara dan rakyat akan mengampuni kesalahan saya,” kata Musharraf. Belum diketahui pasti apakah Musharraf tetap menetap di Pakistan atau tidak. Menurut Musharraf, nasibnya berada di tangan masyarakat Pakistan.

Setelah berpidato, Musharraf meninggalkan Istana Kepresidenan. Dia masih sempat melakukan ritual mengecek pasukan pengawal presiden. Setelah itu dia memasuki limusin hitam dan bergegas meninggalkan istana. Chaudhry Shujaat Hussain, pimpinan partai pro-Musharraf, mengatakan, presiden tetap tinggal di kediamannya di pinggiran Kota Islamabad.

Musharraf menduduki tampuk kekuasaan tertinggi di Pakistan setelah merebut kekuasaan lewat kudeta militer terhadap pemerintahan Nawaz Sharif pada 1999. Selama pemerintahannya, Pakistan menjadi tempat strategis bagi Amerika Serikat untuk mendukung perang melawan terorisme yang diduga membangun kekuatan di Afghanistan, negeri tetangga Pakistan.

Popularitas Musharraf di dalam negeri terus merosot beberapa tahun terakhir. Sebagian besar rakyat Pakistan menuduh lonjakan kasus kekerasan di negara mereka terpicu akibat aliansi Musharraf dengan AS. Reputasi Musharraf semakin terpuruk saat dia memecat puluhan hakim dan memberlakukan keadaan darurat. Politik yang terus bergolak itu berimbas kepada perekonomian Pakistan yang semakin morat-marit, yang ditandai dengan melonjaknya inflasi dan tertekannya pertumbuhan ekonomi.

Rentetan kebijakan buruk itu membuat lawan politik Musharraf memenangi pemilihan parlemen Februari lalu. Para lawan politik Musharraf sempat berupaya menggulingkannya lewat upaya pemakzulan awal bulan ini. Namun, Musharraf sempat menentang desakan tersebut.

Mundurnya Musharraf rupanya sudah ditunggu-tunggu rakyat Pakistan. Indeks saham dan nilai tukar mata uang salah satu negeri pemilik nuklir terbesar di Asia itu langsung menguat saat sesi penutupan. Rakyat di berbagai daerah langsung berhamburan ke jalan merayakan berakhirnya kekuasaan penuh kekerasan Musharraf. Di Peshawar, kota di Pakistan Utara, beberapa warga menembakkan senjata ke langit untuk mengungkapkan kegembiraan.

Musharraf mengakui banyak masalah yang dihadapi Pakistan, termasuk ekonomi. ”Saya berdoa semoga pemerintah baru Pakistan dapat mengatasi masalah ekonomi dan mengantarkan negara ini keluar dari krisis,” harapnya.

ISLAMABAD – Era Pervez Musharraf memerintah Pakistan yang berlangsung sembilan tahun berakhir Senin (18/8). Dalam pidato di televisi nasional,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News