Si Patai, Robinhood Padang Kota (2)

Si Patai, Robinhood Padang Kota (2)
Padang tempo doeloe. Foto: C. Nieuwenhuis. Berdasarkan keterangan yang tertera pada Arsip Nasional Belanda, foto ini dijepret kisaran 1800-1910.

Perburuan Si Patai dipimpin Bariun Sutan Batang Taris, Mantri Polisi Padang. 

Sebelum diangkat jadi kepala polisi di Padang pada 1905, Batang Taris pernah menjabat juru tulis jawatan kereta api di Sawahlunto, Mantri Polisi Simpangharu, kemudian Alai, barulah pindah ke Padang Kota.

Suatu hari, Batang Taris mendapat laporan Si Patai dan Sampan berada di lapau (kedai kopi) Ma Anjang di Air Pacah. 

Laporan ini sedikit membingungkan. Mengingat polisi sudah tahu di sana tempat berkumpul gerombolan Si Patai. Apalagi, Ma Anjang sendiri sudah ditangkap pemerintah jauh hari sebelumnya. Namun, ketika diselidiki, laporan itu benar adanya.

Tak mau kehilangan buruan, Batang Taris bergerak cepat. Pukul 12 malam sebanyak 24 tentara bersenjata lengkap, ditambah sejumlah pegawai setempat dan dari Alai berangkat ke lapau Ma Anjang. 

Bayangkan, untuk meringkus dua orang; Si Patai dan Si Sampan, jumlah aparat pemerintah yang dikerahkan tidak kurang dari 35 orang. 

Pukul 4 pagi lapau Ma Anjang dikepung rapat. Batang Taris berteriak menyeru tantangan. Bukannya gentar, Si Patai melompat keluar seraya menyerang Batang Taris dengan kelewangnya. Batang Taris gesit mengelak. Dia balas menyerang. Tapi, malah kena sabetan kelewang Si Patai.

Seketika itu juga…door! Si Patai tersungkur kena peluru anak buah Batang Taris. Saat tergeletak di tanah, seorang tentara mendekati dan menembak Si Patai dari dekat. Sebutir peluru menembus dadanya. 

NAMA Si Patai mulai berkibar pada 1908 ketika memimpin rakyat Padang menolak bayar pajak. Sebelumnya ia dikenal sebagai penjahat nomor wahid. Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News