Si Patai, Robinhood Padang Kota (2)

Si Patai, Robinhood Padang Kota (2)
Padang tempo doeloe. Foto: C. Nieuwenhuis. Berdasarkan keterangan yang tertera pada Arsip Nasional Belanda, foto ini dijepret kisaran 1800-1910.

Si Patai tak berkutik. Dalam keadaan terluka parah, ia dipertontonkan kepada orang-orang. Lalu, tiga tahun lamanya dia mendekam di hotel prodeo.

Setahun setelah penangkapan Si Patai, giliran Buyuang Tupang dapat giliran. Ia dipancung di Nanggalo oleh Poncoduria alias Wahab lelaki asal Jawa kelahiran Sumatera. 

"Kalau ditelusuri, mungkin sekali nenek moyangnya pernah ikut Laskar Sentot ke Sumatera sekitar satu setengah abad yang lalu," tulis Rusli.

Di penghujung abad 19, Poncoduria berpangkat Mantri Kopi Kelas 1 di Talu. Kemudian pada 1905 pindah ke Kotatengah, dekat Padang. 

Sewaktu pecah pemberontakan pajak, tulis koran-koran sezaman, Poncoduria sangat berjasa membasmi para pengikut Si Patai. Untuk jasanya ini pemerintah memberinya beberapa buah tanda jasa. 

Sementara itu, dalam penjara, kesehatan Si Patai berangsur-angsur pulih. Kemudian sembuh kembali. Setelah bebas, diam-diam ia mendirikan organisasi rahasia. Namanya Sarekat Djin. Anggotanya para bandit Padang Kota. 

Bagaimana sepak terjang Sarekat Djin dan Si Patai yang disebut-sebut pers Belanda sebagai Robinhood Padang Kota itu? --bersambung (wow/jpnn)

Berita terkait: Si Patai Robinhood Padang Kota (1)

NAMA Si Patai mulai berkibar pada 1908 ketika memimpin rakyat Padang menolak bayar pajak. Sebelumnya ia dikenal sebagai penjahat nomor wahid. Wenri


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News