Siapa Membunuh Putri (2)

Oleh: Hasan Aspahani

Siapa Membunuh Putri (2)
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ada running news yang sudah saya jaga liputannya sebulan lebih. Selama itu saya memasok berita utama di halaman depan. Saya bikin headline hat-trick pangkat 10 –bukan hanya tiga kali berturut-turut, tetapi lebih dari tiga puluh kali.

Baca Juga:

Sebagai wartawan baru, saat itu karena berita itu, di kantor saya jadi perhatian, di lapangan di kalangan para wartawan senior, media lokal maupun perwakilan media Jakarta, saya pun mulai dikenal.

Beberapa wartawan nasional yang rada malas malah minta bahan liputan ke saya. Saya tak pernah pelit. Saya beri saja, toh media-media Jakarta itu bukan saingan koran kami juga.

Kalau ada kasus di kota kami yang diangkat di media nasional, pembaca kami malah jadi meningkat. Koran nasional, apalagi TV, paling berapa menit memberitakan. Malah bikin penasaran, orang nyari info lebih lengkap di koran kami.

"Masih berita Sandra, Dur?" tanya Bang Eel. Namanya sebenarnya Ilyas. Akan tetapi kami semua, dan sepertinya semua orang di kota kami memanggil dia dengan nama akrabnya: Eel, dari tukang parkir permainan ketangkasan sampai kapolres, termasuk wali kota.

Suaranya parau, keras, sekeras perangainya. Parau suaranya seperti Karni Ilyas. Bang Eel wartawan yang berdisiplin. Dia yang wawancara saya ketika saya direkrut.

Dia tanya apa agama saya, pertanyaan yang mula-mula terasa agak mengganggu saya, tetapi kami akhirnya tertawa, ketika tahu apa maksud pertanyaannya itu.

Dia bilang, kalau kamu Islam, mulai sekarang nabi keduamu deadline, setelah Nabi Muhammad.

Saya pun memasok berita-berita yang memenuhi 13 rukun iman berita, layak headline, dan bikin oplah koran kami naik terus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News