Sibuk Perdebatkan LGBT, Kejahatan Seksual terhadap Anak Dilupakan

jpnn.com - JAKARTA - Kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia dinilai tengah dalam kondisi mengkhawatirkan. Terbaru adalah kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh pedangdut Saipul Jamil terhadap DS, remaja yang duduk di bangku kelas 3 SMA.
Kondisi itu dipertegas oleh Jaksa Agung, HM Prasetyo yang menyatakan bahwa kekerasan seksual telah menjadi kejahatan luar biasa. Bahkan, negara dinilai perlu membuat landasan hukum setingkat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
Koordinator Presidium Forum Alumni Aktivis PPMI Agung Sedayu mengatakan, pernyataan Jaksa Agung menggambarkan bahwa Indonesia memang dalam keadaan darurat kejahatan seksual terhadap anak. "Lebih dari 10 juta anak Indonesia mengalami kekerasan seksual dan para predator seringnya adalah orang-orang terdekat korban," kata Agung di kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (21/2).
Beberapa waktu lalu, lanjut Agung, masyarakat sempat riuh dengan munculnya akun Twitter @GayKids_botplg yang isinya memamerkan foto, dan identitas pelajar sekolah menengah pertama dan atas. "Sedihnya, keberadaan akun tersebut justru membuat sebagian masyarakat makin asyik berkutat dalam perdebatan pro kontra kelompok minoritas lesbian, gay, biseksual, transgender, dan interseks," ucap Agung.
Menurut Agung, masyarakat cenderung menempatkan fenomena akun Gaykids itu sebagai potret eksistensi LGBT dibandingkan kejahatan seksual. "Bak sudah jatuh tertimpa tangga, eksploitasi seksual dan stigma negatif bersamaan mendera anak-anak," ungkapnya. (gil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- RUU Polri Dinilai Membuat Polisi Superbody
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Bupati Sumedang Berharap Buruh Sejahtera dan Turut Menggerakkan Ekonomi di Indonesia
- Tampilan Kartu Ujian PPPK Tahap 2 Terbaru, Yang Belum Silakan Cetak Lagi
- Sidang Gugatan Pedagang Ayam vs BRI Ditunda Lagi, Haris Azhar Kritik Ketidaksiapan Bank
- MAKI Dorong KPK Usut Dugaan Korupsi Kredit Macet di BPD Kaltim-Kaltara