Sidak BBKP Surabaya, Mentan Skorsing 4 Pegawai Tak Disiplin

Sidak BBKP Surabaya, Mentan Skorsing 4 Pegawai Tak Disiplin
Mentan Andi Arman Sulaiman saat sidang di kantor BBKP Surabaya, Senin (16/7). Foto: Humas Kementan

Di lokasi, Mentan meminta absen pegawai dan memeriksa satu persatu pegawai yang selalu datang terlambat.

"Yang datang terlambat saya skorsing satu minggu ya, mana orangnya? Anda istirahat satu minggu dan tunjangan juga saya setop satu minggu ya," tegas Amran.

Di sini Amran kembali menanyakan satu per satu masyarakat yang sedang mengantri giliran perizinan mengenai perkarantinaan.

"Gimana pak? Ngurusnya lama tidak? Biasanya berapa lama? Ada (petugas) minta duit? " tanya Amran. "Sebentar pak, paling 20 menit, tapi tergantung berapa banyak berkasnya. Enggak ada diminta duit, semuanya transfer dan online," ujar salah satu seorang yang sedang mengantre.

Seperti diketahui, di era Menteri Amran, telah dikembangkan sistem perizinan dan pengurusan dokumen dilaksanakan dengan cara online. Segala biaya administrasi yang dibebankan transaksinya dengan transfer ke bank.

Hal ini untuk menghilangkan praktek-praktek pungutan liar (pungli) di lapangan. Hasilnya, pengurusan menjadi lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu, biaya, dan tenaga.

Ditambah lagi, hal seperti itu turut memberikan andil terhadap penghargaan sebagai Kementerian Anti Gratifikasi kepada Kementerian Pertanian dari KPK.

"Ini adalah sistem yang memberhentikan atau skorsing anda, bukan saya. Kementan sudah mendapatkan predikat WTP, kita harus jaga kedisiplinan dan layanan prima kepada publik" kata Mentan.

Di tiga lokasi yaitu Kantor BBKP Surabaya dan 2 Unit Layanan BBKP, Mentan Andi Amran Sulaiman menskorsing empat pegawai dan mencopot satu pejabat eselon IV.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News