Sidang Bom Boston Dimulai

Keluarga Korban Dapat Undangan Khusus

Sidang Bom Boston Dimulai
Sidang Bom Boston Dimulai
Dalam sidang pertama pasca-hearing di rumah sakit tempat Tsarnaev dirawat itu, hakim akan membacakan 30 dakwaan. ”Setelah hakim membacakan seluruh dakwaan, tersangka harus memberikan jawaban. Itu bakal menentukan rangkaian hukum berikutnya,” ujar Dilorio-Sterling. Salah satu pasal yang harus dihadapi pria berambut ikal tersebut adalah penyalahgunaan senjata pemusnah masal.

Bom panci bertekanan tinggi yang meledak saat para peserta Boston Marathon hampir mencapai garis finis itu merenggut tiga nyawa sekaligus. Mereka adalah Martin Richard, Krystle Marie Campbell, dan Lingzi Lu. Selain itu, ledakan bom mengakibatkan sedikitnya 260 orang terluka. Sebagian besar terpaksa menjalani amputasi.

Dilorio-Sterling mengatakan bahwa hukuman mati mengancam Tsarnaev. Sempat membela diri dengan mengaku tidak tahu-menahu soal rencana pengeboman sang kakak, lelaki berdarah Chechnya tersebut ternyata juga menyimpan benih kebencian. Sebelum tertangkap, dia sempat menuliskan dendam kepada pemerintah pada bagian dalam perahu tempatnya bersembunyi.

”AS masih terus membunuh warga sipil tak berdosa. Saya tidak bisa diam saja menyaksikan kejahatan itu terus berlangsung tanpa ada hukuman,” tulis Tsarnaev. Bukti tersebut menguatkan tuduhan bahwa bungsu di antara empat bersaudara itu memang ikut merencanakan pengeboman. Di akhir tulisannya di balik perahu, dia menegaskan, ”Muslim adalah satu. Anda melukai satu orang, Anda menyakiti kami semua.” (AFP/AP/hep/c10/tia)

BOSTON – Amerika Serikat (AS) mulai menggelar rangkaian sidang kasus bom Boston. Sebagai satu-satunya tersangka yang berhasil ditangkap hidup-hidup,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News