Signifikansi Prakarya dan Seni dalam Kurikulum Merdeka

Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara

Signifikansi Prakarya dan Seni dalam Kurikulum Merdeka
Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Definisi yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tentang prakarya dan seni mungkin hanya menggores permukaan dari kompleksitas dan signifikansi suatu karya estetis.

Prakarya, yang sering dijelaskan sebagai pekerjaan tangan dalam konteks pendidikan formal, sebenarnya merupakan pintu gerbang menuju warisan kreatif manusia yang lebih dalam.

Keterampilan seperti menjahit atau membuat kerajinan tangan bukan sekadar aktivitas sekolah, tetapi merupakan pendasaran dari ekspresi manusia kreatif dan produktif.

Begitu pula dengan seni; tidak cukup hanya dipandang sebagai penciptaan karya-karya indah semata, tetapi merupakan refleksi mendalam dari jiwa dan budaya manusia.

Ketika manusia mengeksploitasi kedua bidang ini dalam Kurikulum Merdeka, para pendidik dan peserta didik sebenarnya membuka pintu menuju penemuan diri, pengembangan identitas, dan penguasaan atas warisan budaya yang menjadi jiwa dan identitas bangsa.

Jadi, apa yang mungkin tampak sebagai sekadar pelajaran di sekolah, sebenarnya adalah fondasi dari ekspresi, identitas, dan kedalaman kemanusiaan.

Melalui pendidikan prakarya dan seni, para pendidik sebenarnya tidak hanya memberikan pelajaran tentang teknik menggambar atau membuat kerajinan tangan, tetapi juga menggali akar-akar budaya yang melandasi kreativitas manusia.

Kegiatan estetis lebih lanjut, selain terkait dengan pembelajaran di ruang kelas; juga merupakan perjalanan menuju pemahaman lebih dalam tentang siapa masing-masing individu sebenarnya, dari mana berasal, dan bagaimana mereka dapat menyampaikan identitas melalui ekspresi kreatif.

Prakarya sebagai pekerjaan tangan dalam konteks pendidikan formal, merupakan pintu gerbang menuju warisan kreatif manusia yang lebih dalam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News