Simak nih, Penjelasan Bu Dokter Silvia seputar Rubella

Simak nih, Penjelasan Bu Dokter Silvia seputar Rubella
Ibu hamil alias bumil. Foto: Alamy

jpnn.com, BALIKPAPAN - Imunisasi MR (measles dan rubella) belakangan menjadi polemik. Lalu apa sesungguhnya rubella dan bagaimana cara penularannya? Berikut penjelasan dari Dokter Spesialis Anak Siloam Hospital Balikpapan, Silvia Meiliana, kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Apa yang dimaksud dengan rubella?

Termasuk penyakit infeksi yang disebabkan virus bernama rubella. Kalau perihal penyakitnya, tidak terlalu berat. Bahkan penyakit ini bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari kemudian. Paling pasien hanya mendapat obat penurun demam karena biasanya muncul demam ringan. Namun, penyakit ini akan menimbulkan efek yang berbahaya jika menularkan ke ibu hamil. Apalagi saat ini belum ada obatnya untuk rubella.

Bagaimana dengan potensi penularan?

Sangat berpotensi untuk menular. Cara penularan lewat percikan ludah yang dibawa oleh udara. Lalu dari ibu hamil ke janinnya lewat plasenta. Kalau di sebuah rumah ada anak terjangkit rubella dan ada seorang ibu hamil muda trimester pertama atau di bawah 20 minggu, jadi sangat berbahaya. Ibu hamil ini juga tidak menimbulkan gejala dan sakit yang parah, tapi efek kepada janin yang berbahaya. Nantinya anak yang dilahirkan bisa cacat atau janin keguguran.

Apa saja gejala yang muncul setelah terserang rubella?

Jika menyerang anak, biasanya timbul demam selama 3–4 hari. Kemudian muncul ruam pada wajah dan tubuh seperti orang menderita kerumut. Gejala lain adalah pembesaran kelenjar di daerah belakang telinga. Namun, tidak semua orang merasakan gejala rubella. Gejalanya terhitung lebih ringan dari campak, bahkan kadang tidak muncul gejala. Namun, dampak sesudahnya nanti bisa lebih besar.

Selain itu, sulit mendiagnosis rubella karena gejala tidak terlihat dan masyarakat tidak begitu paham. Dalam menentukan diagnosis rubella, dokter juga perlu melakukan pemeriksaan panjang dan biaya yang besar. Sementara penderita tidak merasakan saat virus menyerang, jadi sulit disadari oleh penderita. Namun, baru diketahui bertahun-tahun berikutnya, setelah efek dari rubella itu muncul.

Rubella akan menimbulkan efek yang berbahaya jika menularkan ke ibu hamil, terlebih saat ini belum ada obatnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News