Simak Penjelasan Doktor Ilmu Kepolisian Tentang Fenomena Lone Wolf dan Milenial

Simak Penjelasan Doktor Ilmu Kepolisian Tentang Fenomena Lone Wolf dan Milenial
Polisi bersenjata siaga di depan Mabes Polri, Rabu (31/3) malam WIB. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Doktor ilmu kepolisian dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Dedy Tabrani mengatakan, serangan yang dilakukan lone wolf ZA (25) ke Mabes Polri merupakan cara paling aman buat jaringan kelompok teroris.

Menurut Dedy, saat ini bermunculan serangan teroris yang penyerangnya adalah anak muda yang direkrut oleh jaringan kelompok teroris secara online.

“Cara lone wolf dinilai paling aman agar jaringan mereka tidak terbongkar karena hanya terputus pada pelaku saja,” kata Dedy, Jumat (2/4) malam.

Dia menjelaskan, banyak anak-anak muda direkrut sebagai lone wolf melalui media sosial dan diarahkan untuk melakukan serangan dengan persenjataan minimal.

"Mereka dikendalikan dari jarak jauh melalui telepon genggam, dengan nomor yang sering berubah,” kata Dedy.

Dia menambahkan, mereka tetap menyimpan nomor mentor atau ulama organik kekerasan. Semua biaya operasional dan lain-lain ditanggung sendiri oleh lone wolf tersebut.

Bahkan para mentor kekerasan juga sudah menyiapkan konsep surat wasiat yang akan ditinggalkan lone wolf kepada keluarganya.

Dalam beraksi, jika calon pelaku masih diantar oleh seseorang yang ada di jaringan sel kelompok teroris maka dia bukanlah lone wolf.

Mentor kekerasan dalam kelompok teroris sudah menyiapkan konsep surat wasiat lone wolf buat keluarganya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News