Sinar UV Bisa Bersihkan Udara dari Virus Corona, Begini Penjelasan Peneliti

Sinar UV Bisa Bersihkan Udara dari Virus Corona, Begini Penjelasan Peneliti
Peneliti Universitas Brawijaya (UB) Malang yang juga Guru Besar Biologi Sel dan Molekuler Prof Sutiman Bambang Sumitro. Foto: ANTARA/HO-Universitas Brawijaya

Dikemukakannya bahwa kemampuan sebagai disinfektan dari sinar UV ini bisa dimanfaatkan untuk sterilisasi angkutan umum, seperti bus dan kereta api, bahkan UV dipakai untuk sterilisasi atau membunuh kuman di ruang operasi di rumah sakit.

"Sebenarnya kita tidak perlu melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada siang hari," katanya.

Namun demikian, kata dia, keuntungan mendapatkan limpahan sinar UV harus didukung dengan pola hidup sehat sesuai anjuran pemerintah, seperti menjaga jarak dan memakai masker. Sebab, keberadaan sinar UV akan sia-sia jika tidak didukung pola hidup sehat.

Jadi, katanya, meskipun mendapatkan sinar UV banyak, bila masih banyak warga berkerumun di tempat-tempat umum, kasus baru yang muncul juga masih akan ada.

"Kita harus mensyukuri berkah limpahan sinar UV matahari ini dengan melakukan pola hidup sehat sesuai anjuran pemerintah, seperti menghindari kerumunan, menjaga jarak dan memakai masker. Selain itu, kita harus menumbuhkan empati agar tidak menjadi penular, karena ada orang-orang dengan kondisi tertentu rentan untuk menderita keparahan ketika terinfeksi COVID-19," kata Sutiman Bambang Sumitro.

Sementara itu, salah satu peneliti yang juga bekerja sama dengan Prof Sutiman, Dr Novanto Yudistira dari Laboratorium Sistem Cerdas Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB mengatakan penelitian ini menggunakan teknik analisis "big data" dan "machine learning" yang dilatih dengan data yang dikumpulkan dari seluruh stasiun pengamat cuaca di dunia serta beberapa satelit.

Big data yaitu menganalisa data yang besar dari berbagai sumber di internet yang berubah setiap hari, sedangkan machine learning memprediksi perkembangan pandemi dengan big data dengan algoritma yang sudah dilatih oleh komputer.

"Informasi lain dari hasil penelitian ini, di Indonesia dan wilayah tropis lainnya kemungkinan besar penularan terbanyak diperkirakan bukan dari airborne udara, namun lebih banyak dari kontak orang ke orang," kata Novanto Yudistira. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Sinar ultraviolet (UV) dari matahari yang tinggi dan tidak ada pencemaran udara masif mampu membersihkan udara dari Corona.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News