Sindiran Tajam Anak Buah Prabowo soal Optimisme Jokowi

Sindiran Tajam Anak Buah Prabowo soal Optimisme Jokowi
Arief Poyuono. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mempertanyakan optimisme yang selalu menjadi jargon kampanye Joko Widodo (Jokowi). Arief meluruskan bahwa optimisme itu akan ada pada masyarakat jika empat tahun pemerintahan Jokowi memberikan harapan yang lebih baik bagi kehidupan. 

“Terutama yang berkaitan dengan keadaan ekonomi keluarga masyarakat,” kata Arief, Rabu (19/12).

Anak buah Prabowo Subianto itu meragukan optimisme yang menjadi jualan Jokowi itu menular ke masyarakat yang menjadi stakeholder usaha seperti petani plasma, pemilik perkebunan, pekerja, dan masyarakat di area perkebunan kelapa sawit.

Sebab, ujar Arief, selama empat tahun terakhir harga crude palm oil (CPO), dan tandan buah segar (TBS) semakin turun. Padahal, dia menjelaskan, pada akhir 2014 harganya USD 1000, tapi sekarang USD 500 untuk CPO.

Sedangkan TBS pada akhir 2014 sebesar Rp 1200 per kilogram, dan sekarang Rp 600 per kilogram. “Jadi, mana optimisme yang diberikan Joko Widodo ketika keadaan ekonomi semakin sulit bagi para pelaku stakeholder di sektor perkebunan sawit. Padahal komoditas sawit seperti CPO itu merupakan komoditas ekspor Indonesia yang paling besar menyumbangkan devisa negara,” katanya.

Arief menyindir, apakah ketika Jokowi ditanya tentang kebijakan untuk bisa mengangkat harga komoditas sawit malah memberikan jawaban agar perkebunan diganti menanam jengkol sama petai merupakan optimisme. “Ini bukan optismisme dari Joko Widodo pada masyarakat sawit Indonesia tapi tong kosong berbunyi nyaring yang bukan solusi yang diharapkan masyarakat,” ungkap Arief.

Dia menilai Jokowi sama sekali tidak mengerti tentang bahaya jatuhnya harga komoditas ekspor CPO terhadap perekonomian nasional. “Di mana akan bisa terjadi kredit macet besar-besaran di perbankan akibat perusahaan kebun sawit, petani sawit dan kontraktor perkebunan sawit tidak mampu lagi mencicil pinjaman kredit bank,” pungkas ketua dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI), itu. (boy/jpnn)


Jokowi dianggap sama sekali tidak mengerti tentang bahaya jatuhnya harga komoditas ekspor CPO terhadap perekonomian nasional.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News