Singgung soal 'Puan & Sumbar' Lagi, Hasto Tegaskan Cucu Bung Karno Tak Akan Bahayakan NKRI

Singgung soal 'Puan & Sumbar' Lagi, Hasto Tegaskan Cucu Bung Karno Tak Akan Bahayakan NKRI
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tengah berbicara dengan sekretaris jenderal partainya, Hasto Kristiyanto pada pengumuman nama-nama calon kepala daerah dari PDIP untuk Pilkada 2020. Foto; Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto kembali meyinggung polemik pernyataan Puan Maharani tentang Sumatera Barat dan Pancasila.

Menurut Hasto, putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sekaligus cucu Proklamator RI Bung Karno itu tak mungkin berniat memecah belah bangsa.

Hasto menyampaikan hal itu kepada awak media di sela-sela pembukaan Sekolah Partai gelombang ketiga bagi para calon kepala daerah dari PDIP melalui telekonferensi, Minggu (13/9).

"Mbak Puan ini putri Bu Mega, sama dengan Mas Tatam (M Rizki Pratama, red) dan Mas Nanan (M Prananda Prabowo, red). Jadi enggak akan melakukan sesuatu hal yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara," ujar Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu menegaskan, Puan selalu membuka ruang dialog dan menjalin silaturahmi yang baik dengan pihak mana pun. "Jadi itu menjadi dialektika ideologis dan sikap PDI Perjuangan," kata Hasto.

Lebih lanjut Hasto mengatakan, sudah banyak kader PDIP yang menjelaskan Puan pernyataan tentang 'semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila' secara tekstual dan kontekstual.

Selain itu, sambung Hasto, darah Minang dari M Tafiq Kiemas juga mengalir dalam tubuh Puan.

Oleh karena itu Hasto menduga ada pihak yang menggoreng pernyataan Puan untuk menghantam PDIP. Sebab, isu itu terus bergulir dan melebar, bahkan ada yang menyebut anggota DPR dari PDIP Arteria Dahlan merupakan cucu tokoh pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumbar.

Oleh karena itu Hasto meminta pihak-pihak yang melontarkan tuduhan miring ke arah PDIP bisa melakukan klarifikasi ataupun tabayun. "Jadi enggak usahlah goreng-menggoreng," sambungnya.

Hasto menambahkan, untuk menilai pernyataan seseorang sebaiknya melihat pada niatnya. Politikus yang berulang tahun setiap 7 Juli itu lantas mencontohkan Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Kala itu pihak-pihak yang berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mengecam pemerintah. Faktanya, Ratna bukan korban penganiayaan, melainkan selesai menjalani operasi plastik.

"Nah, kayak begitu kan baru negatif, itu baru manipulasi. Kami kan enggak pernah melakukan manipulasi," tegas Hasto. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Hasto Kristiyanto menduga ada pihak yang terus menggoreng polemik soal pernyataan Puan Maharani untuk menyudutkan PDIP.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News