Siswa Harus Naik Sampan ke Sekolah

Siswa Harus Naik Sampan ke Sekolah
Siswa Harus Naik Sampan ke Sekolah
Jembatan di kali Molawe yang menghubungkan desa seberang yaitu Mowundo, Tapungjaya dan desa Rapomoea kondisinya terputus akibat sering dilalui oleh kendaraan tambang. Padahal masyakarat telah bersusah payah membangun jembatan tersebut pada tahun 2002 silah.

Pihak perusahaan tambang dan pemerintah setempat sepertinya tutup mata melihat setiap hari warga dan anak sekolah terpaksa menaiki jasa sampan. Bayangkan saja, putusnya jembatan kayu di kali Molawe itu sudah berlangsung hampir dua tahun tetapi sampai saat ini belum ada bantuan dari investor dan pemerintah setempat.

Haris salah seorang warga yang selalu melintasi kali Molawe mengatakan rusaknya jembatan tersebut pertama karena usia. Namun jika dilalui oleh sepeda motor tentu tidak akan rusak terlalu parah seperti apa yang terjadi saat ini. Tetapi karena lalu-lalang kendaraan tambang yang melintasi jembatan tersebut akhirnya usianya sangat pendek.

Warga yang membuat jembatan tersebut sebelumnya telah memasang kayu penghalang agar mobil tak melintasinya tetapi entah siapa yang sengaja membuka tanda larangan tersebut. Warga bisa saja melintasi jalan lain tetapi jika melintasi jalan alternatif lainnya maka dipastikan waktunya cukup lama karena belasan kilo jauhnya. Akhirnya kata Haris, ada warga yang bersedia membuat sampan untuk menyebrang dari desa seberang.

WANGGUDU - Sudah jatu tertimpa tangga pula. Pribahasa tersebut sangat tepat dengan apa yang dialami oleh warga Kecamatan Molawe. Belasan investor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News