Siswa SD Iuran untuk Tambal Meja Bolong

Siswa SD Iuran untuk Tambal Meja Bolong
Gedung SD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Dari kondisi orangtua wali murid yang dominan petani dan nelayan ala kadarnya, Faisal mengaku tidak tega mengajukan keputusan untuk mengajak para wali murid patungan dana agar bisa membeli mebel.

"Hanya beberapa orang murid saja yang orangtuanya berada, selebihnya dari keluarga sederhana," pungkas dia.

Camat Petasia yang datang menjemput anaknya di SD Negeri 1 Kolonodale membenarkan soal proposal itu.

Namun menurut Warda, tidak terakomodirnya permohonan ini disebabkan pemotongan anggaran dari pemerintah pusat lebih dari Rp20 miliar yang berdampak pada pemangkasan anggaran seluruh OPD lingkup Pemkab Morut.

"Iya saya sendiri yang mengantar proposal itu. Sayangnya ada pemangkasan anggaran. Tapi saya juga menyayangkan dinas pendidikan yang tidak melihat realita sekolah yang benar-benar membutuhkan bantuan. Melapisi meja belajar itu sebagai gambaran bahwa sekolah ini memang butuh bantuan," ungkap Wirda.

Dari pantauan Radar Sulteng (Jawa Pos Group), kondisi meja dan kursi sejumlah kelas di SD Negeri 1 Kolonodale benar tak layak pakai.

Kursi dan meja yang rusak disusun bersamaan. Hanya beberapa pintu kelas yang tampak baru diganti dan itu menggunakan dana BOS.

Sementara papan sekat ruangan sudah diganti karena banyak yang lapuk. Selain itu, ada pagar beton yang dibangun saat masa pemerintahan Andi Muhammad dan Datlin Tamalagi.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1951 itu berada di ibu kota kabupaten Morowali Utara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News