Siswi SMP Meninggal saat Jalani Hukuman Guru

Siswi SMP Meninggal saat Jalani Hukuman Guru
Siswi SMP Meninggal saat Jalani Hukuman Guru

Paman korban, Endo mengaku geram akibat sanksi yang diberlakukan pihak sekolah melalui guru yang bersangkutan, karena menghukum para siswa dengan cara berlari mengelilingi lapangan basket tersebut. Kendati dirinya tidak mengetahui kronologi itu secara langsung, yang jelas kabar tersebut didapat dari kesaksian rekan Lintang yaitu Ayu yang juga bernasib sama dihukum.

“Yang jelas itu dihukum. Dan temannya (Ayu) juga mengatakan demikian. Seharusnya dalam memberikan sanksi kepada para peserta didik, pihak sekolah jangan menghukum secara langsung. Apalagi ini berkaitan dengan fisik. Bisa saja PR yang belum sempat dikerjakan itu dikerjakannya di sekolah atau dibawa ke kantor atau ruangan kelas. Ini kan untuk nilai siswa juga bukan dengan cara-cara seperti ini,” tegasnya kesal.

Endo menjelaskan, pihak keluarga tidak memperkenankan kalau korban langsung dikebumikan melainkan menghendaki untuk dilakukan otopsi ke RS Bhayangkara, Indramayu. Upaya tersebut dilakukan agar lebih jelas penyebab kematian korban.

Di tempat terpisah, Kapolsek Palasah AKP Umbara melalui Kanit Reskrim Aiptu Suwandi SH menyatakan, pihaknya tengah menyelidiki kasus kematian siswi SMP tersebut. Berdasarkan keterangan dari tim medis Puskesmas setempat menyimpulkan bahwa korban ada kekurangan cairan serta darah yang tidak sampai ke otak. Namun soal penyebab kematian belum bisa disimpulkan karena pihaknya harus menunggu hasil autopsi.

“Karena diduga awalnya kan serangan jantung. Ternyata tadi pihak medis Puskesmas menerangkan kekurangan cairan dan darah ke dalam otak sehingga anak itu pingsan,” ungkapnya.

Dia menceritakan kronologis berdasarkan keterangan rekan Lintang yaitu Ayu Wahidah. Saat itu, kelas VII E masuk pelajaran bahasa Indonesia. Seorang guru berinisial W menanyakan kepada seluruh peserta didik tentang PR. Bagi yang tidak mengerjakan PR, guru tersebut menyuruh siswa keluar. Ternyata saat itu ada sekitar 13 orang siswa maupun siswi termasuk Ayu dan Lintang.

Setelah sampai di depan kelas, guru mengatakan kalau laki-laki harus lari sebanyak 15 keliling dan perempuan 10 kali putaran. Saat dilaksanakan di lapangan basket itu, Ayu yang menjalankan perintah guru tampaknya cukup kuat berlari 10 putaran sesuai instruksi guru. Sedangkan korban baru dua kali putaran sudah jatuh seketika.

“Kami jelaskan lagi, untuk hasil kesimpulan didapat setelah hasil otopsi itu keluar. Dugaannya memang dalam upaya dokter memompa jantung karena cairan dengan darah enggak nyampai ke otak, sehingga pingsan sampai koma. Itu baru sebatas pemeriksaan luar saja,” tandasnya.

MAJALENGKA - Nasib tragis menimpa Lintang, siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka. Dia tewas mendadak setelah mendapat sanksi dari salah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News