Skenario Pesimistis, Tahun Ajaran Baru Digeser Januari 2021

Skenario Pesimistis, Tahun Ajaran Baru Digeser Januari 2021
Andreas Hugo Pareira. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim diminta segera memutuskan skenario mana yang akan dilakukan terkait tahun ajaran baru sekolah di saat pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) belum menunjukkan penurunan yang signifikan.

Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira pada Kamis (21/5).

Dia mengatakan, situasi pandemi Covid-19 menyebabkan banyak agenda besar nasional terpaksa ditunda, digeser atau dijadwalkan ulang.

Salah satunya tentang tahun ajaran sekolah, yang muncul opsi untuk digeser ke awal tahun.

"Karena sampai saat ini Gugus Tugas Nasional Covid-19 belum secara resmi mengumumkan akhir dari situasi wabah, dan kembali ke kehidupan normal, maka Kemdikbud sebagai penanggung jawab utama Pendidikan nasional perlu menyiapkan skenario-skenario agenda tahun ajaran baru," ucap Andreas.

Legislator Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di komisi pendidikan ini mengatakan, sejauh ini ada skenario optimistis dan pesimistis yang sedang dipertimbangkan.

Pertama, skenario optimis. Artinya wabah ini akan mereda di bulan Mei dengan asumsi di Juni wabah ini akan berakhir, pemerintah bisa memutuskan Juli 2020 merupakan awal tahun ajaran baru 2020/2021.

"Skenario pesimis, wabah ini mereda sekitar September - Oktober 2020, dan berakhir Desember, sehingga tahun ajaran baru dimulai Januari 2021. Artinya, ini kembali seperti sebelum 1979 di mana tahun ajaran dimulai pada setiap Januari," jelas legislator Dapil Nusa Tenggara Timur 1 ini.

Muncul dua skenario dimulainya awal tahun ajaran baru sekolah, yang saat ini masih dalam kajian kemendikbud, salah satunya tahun ajaran baru dimulai awal Januari 2021.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News