Soal Isu Perang Bintang di Polri, Begini Analisis Reza Indragiri

Soal Isu Perang Bintang di Polri, Begini Analisis Reza Indragiri
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel saat menjadi narasumber Podcast JPNN.com. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menanggapi isu perang bintang di tibuh Polri terkait penangkapan Irjen Teddy Minahasa.

Reza Indragiri menjelaskan bahwa di dalam organisasi kepolisian terdapat berbagai subgrup atau submabes.

Menurutnya, apabila antar subgrup itu saling berkompetisi secara konstruktif, maka hal tersebut bagus untuk masyarakat.

"Kalau antara mereka membangun rivalitas dengan cara destruktif atau toxic, ini berbahaya, seolah yang mereka lakukan adalah kebaikan penegakan hukum. Namun, yang terjadi sesungguhnya adalah praktik pemangsaan (predatory)," kata Reza Indragiri kepada JPNN.com, Minggu (16/10).

Reza Indragiri menilai, apabila antar subgrup Polri itu bersaing dengan cara destruktif, maka hal tersebut bisa merusak kohesivitas organisasi kepolisian.

"Kalau organisasi kepolisian sudah tidak kohesif, maka masyarakat yang merasakan mudaratnya," ujar penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu.

Diketahui, Irjen Teddy Minahasa terseret kasus peredaran narkoba jenis sabu-sabu.

Kapolda Sumatera Barat itu diduga terlibat jual beli barang bukti sabu-sabu sebanyak 5 kilogram (Kg).

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menanggapi isu perang bintang di tubuh Polri terkait penangkapan Irjen Teddy Minahasa, simak selengkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News