Soal Kasus BW: Polri Harus Terbuka, KPK Jangan Alergi

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens meminta Kepolisian bersikap terbuka dalam menangani kasus Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto (BW). Diketahui, Polri menjerat BW sebagai tersangka dugaan memerintahkan memberikan keterangan palsu dalam persidangan sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah di Mahkamah Konstitusi tahun 2010 .
"Polri juga harus terbuka apakah betul Bambang Widjojanto bersalah. Kalau bersalah di mana masalahnya, itu harus transparan. Jangan diam-diam kayak kemarin, tiba-tiba terdengar BW sudah ditangkap," kata Boni usai diskusi di Kuningan, Jakarta, Minggu (25/1).
Sementara itu, Boni meminta kepada KPK untuk bisa menerima kritikan. Dia juga meminta agar KPK tegar dalam menghadapi permasalahan yang dialaminya.
- Anak Buah Megawati Ingatkan Tedjo Hati-hati Berbicara
"KPK harus terbiasa dengan kritik, jadi enggak usah terlalu alergi. KPK harus tetap konsisten, tough, kuat hadapi semua ini," ucap Boni.
Peristiwa penangkapan Bambang pada Jumat (23/1) terjadi setelah KPK menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait transaksi mencurigakan. Boni menyebut penangkapan Bambang sebagai bentuk balas dendam Kepolisian.
"Tentu saja di permukaan kelihatan balas dendam makanya saya bilang skornya satu sama. Setelah Budi Gunawan jadi tersangka, Bambang Widjojanto ditangkap," tandas Boni. (gil/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens meminta Kepolisian bersikap terbuka dalam menangani kasus Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto (BW). Diketahui,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal LHKPN Pj Bupati Bombana Burhanuddin, FP2S Dukung KPK Bergerak Cepat
- Perintah Kapolri, Brigjen Endar Priantoro Tetap Bertugas di KPK
- Kebakaran Melanda 6 Kontrakan di Bogor, Ini Dugaan Penyebabnya
- Wahai Teman-Teman Rafael Alun, Dengar Pernyataan KPK Ini, Siap-Siap Saja
- Kolonel (Purn) TNI Obrien Sitepu Meninggal Dunia, OSO dan Partai Hanura Berduka
- Instruksi Jokowi untuk Menko PMK: Percepat Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem