Soal Kasus Perundungan, Binus School Serpong Sampaikan 4 Fakta Penting
jpnn.com, SERPONG - Kasus perundungan yang menimpa siswa Binus School Serpong menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Hubungan Masyarakat BINUS SCHOOL Education, Haris Suhendar menuturkan pihaknya menghargai simpati publik yang begitu tinggi dalam insiden kekerasan terhadap siswa Binus School Serpong.
"Kejadian ini sangat berat bagi korban dan orang tua korban, dan tentunya juga membawa keprihatinan yang mendalam dari seluruh komunitas sekolah. Doa dan dukungan kami terus tertuju untuk korban dan keluarga," ujar Haris.
Binus School menegaskan pihaknya menerapkan Zero Tolerance Policy terhadap tindakan kekerasan, baik secara fisik, psikis maupun emosional.
Haris juga menekankan Binus School mengecam segala bentuk kekerasan, baik di dalam maupun luar sekolah, yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di lingkungan sekolah.
Dalam menghadapi insiden seperti ini, pihak sekolah memprioritaskan perhatian dan segala upaya untuk mendukung pemulihan korban secara fisik, psikis maupun emosional, serta seluruh murid sekolah yang ikut terdampak.
“Sekali lagi kami menekankan bahwa tidak ada alasan yang membenarkan segala bentuk kekerasan. Fokus utama sekolah saat ini adalah untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang dibutuhkan oleh korban dan keluarga," tegasnya.
“Sebagai Home for Learning, kami berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh murid kami sehingga dapat tumbuh bersama menjadi individu yang lebih baik," imbuh Haris.
Seluruh siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas BINUS SCHOOL.
- Perempuan Sukses dalam Karier Rentan Diserang Hoaks, Perundungan dan Stigma
- Polisi di Banjarmasin Datangi Sekolah Untuk Cegah Perundungan
- Soal Kasus Perundungan di Sukabumi, Komnas PA Akan Datangi Mabes Polri
- Tak Terima Anak Kena Bully, Orang Tua di Palembang Lapor Polisi
- Orang Tua Korban Perundungan di Bandung Barat Minta Polisi Usut Tuntas Kematian Putrinya
- Miris, Siswi SMK Kesehatan di Bandung Barat jadi Korban Bully, Depresi dan Meninggal Dunia