Soal Rusia di G20, Budiman Nilai Jokowi Bisa Mengulangi Sejarah Kepemimpinan Soekarno

Soal Rusia di G20, Budiman Nilai Jokowi Bisa Mengulangi Sejarah Kepemimpinan Soekarno
Budiman Sudjatmiko. Foto: Instagram Budiman

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menilai Indonesia merupakan negara berdaulat yang menjunjung tinggi politik bebas aktif dalam melaksanakan G20. Dia tidak sepakat Rusia dilarang hadir dalam konferensi tingkat tinggi itu di Bali.

Selain itu, Budiman mengingatkan adanya sejarah kepemimpinan Bung Karno yang tidak bisa didikte oleh kekuatan asing.

“Saya tidak setuju Kalau Rusia dilarang hadir. Kita harus melihatnya dari dua sisi, baik secara internal maupun secara eksternal,” kata Budiman dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Selasa (5/4).

Secara internal, Budiman mengatakan Indonesia berkepentingan di dalam mempertahankan keberlangsungan ekonomi.

Sementara faktor eksternal, Indonesia merupakan negara berdaulat. Indonesia disebut memiliki politik luar negeri yang bebas aktif.

“Bahkan kalau kita berkaca pada gerakan nonblok yg dilakukan Bung Karno, kita memiliki kekuatan untuk bicara. Kita tidak ke Pakta Warsawa atau NATO. Tetapi mampu bicara di sebuah gerakan yang menciptakan perdamaian abadi dengan politik luar negeri kita yang bebas aktif,” ujar Budiman.

Budiman menyampaikan Pemerintahan Jokowi mengangkat tema re-cover together and stronger. Artinya, Indonesia ingin memulihkan dan menguatkan kembali secara bersama-sama perekonomian dunia. Misalnya dalam transformasi energi dan ekonomi digital.

“Ini harus dikedepankan. Itulah sebabnya kehadiran Rusia maupun Ukraina itu tidak ada masalah karena ini bukan forum politik, melainkan forum ekonomi,” ujar Budiman.

Budiman Sudjatmiko tidak sepakat Rusia dilarang hadir dalam konferensi tingkat tinggi itu di Bali. Dia menilai pemerintah bisa mengulangi sejarah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News