Solusi Permanen Masalah Harga Jagung
Oleh: Fadel Muhamad (Wakil Ketua MPR RI)
Sementara peternak unggas mengatakan harga pakan mahal, karena harga jagung mahal.
Hal tersebut muncul lagi pada kunjungan Presiden ke Blitar Jawa Timur dua minggu lalu,, seorang peternak memprotes atas kenaikan harga jagung dari Rp 4.200 menjadi Rp 6 ribu per-kg yang menyebabkan kenaikan harga pakan.
Berbanding terbalik dengan harga telur mengalami penurunan dari sekitar Rp 20 ribu menjadi sekitar Rp 15 ribu per-kg.
Berdasarkan uraian teresebut di atas, dapat dirumuskan bahwa apapun persoalan agribisnis jagung, baik di tingkat petani maupun konsumen dan pengusaha hulu-hilir yang selalu muncul, menunjukkan sistem agribisnis jagung belum terbangun dengan baik.
Mulai di tingkat lapak maupun di tingkat pengambilan keputusan.
Pertanyaannya bagaimana menyelesaikan persolaan ini secara fundamental, sistematis dan berjangka panjang dan tidak symptomatic, serta tidak partial dan jangka pendek?
Oleh karena itu kita harus bangun sistem agribisnisnya, mulai dari sub-sistem hulu sampai hilir.
Agar sistem ini terbangun secara berkesinambungan, ada 3 pertanyaan kunci (key question) harus terjawab.
Sampai sekarang persoalan klasik agribisnis jagung di Indonesia belum terselesaikan secara komprehensif dan fundemental.
- Pemerintah Susun Peta Jalan Pembudayaan Listerasi, Lestari Moerdijat Merespons Begini
- Catatan Ketua MPR: Gotong Royong & Menghidupkan Kewajiban Saling Kontrol dan Seimbang
- Lestari Moerdijat Minta UMKM Harus Konsisten Tingkatkan Kualitas, Ini Tujuannya
- Lestari Moerdijat Sebut Banyak Hal Menguntungkan Jika Kesetaraan Gender Diwujudkan
- Terima Forum Aktivis Nasional, Bamsoet Dukung Ajang Tribute to Akbar Tandjung
- Syarief Hasan Tekankan Pentingnya Diversifikasi Produk untuk Genjot Ekspor Pertanian