Solusi yang Ditawarkan Pakar dan Orangtua Agar Lebih Aman Menonton Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

Solusi yang Ditawarkan Pakar dan Orangtua Agar Lebih Aman Menonton Pertandingan Sepak Bola di Indonesia
Yanuar Dwi Bramastyo, atau Tyo (kiri) menjadi korban tragedi Kanjuruhan. (Supplied)

Pertandingan Arema FC melawan Persebaya berakhir dengan insiden yang memakan korban jiwa.

Virta akhirnya bergegas ke rumah sakit di mana ia menemukan foto Tyo di antara sejumlah foto orang yang telah terkonfirmasi meninggal dunia.

Tyo bukan satu-satunya korban anak-anak atau remaja dalam insiden mematikan itu.

Sebanyak 33 orang dari 131 yang dinyatakan tewas, adalah anak-anak berusia antara 3 sampai 17 tahun.

Laporan menyebutkan kebanyakan orang meninggal karena lemas dan cedera kepala, tapi Virta mengatakan dokter tidak mengetahui penyebab kematian keponakannya.

Sehari setelahnya, Tyo kembali di kampung halamannya untuk dimakamkan, dikelilingi oleh keluarganya, yang menurut Virta "masih shock berat".

Usulan perbaikan pengamanan 

Saat Indonesia bersiap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA pada tahun 2023, pemerintah dan industri sepak bola Indonesia sedang mencari cara untuk menghentikan tragedi seperti ini terjadi lagi.

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan audit semua stadion di Indonesia negeri untuk memastikan protokol keselamatan dan keamanan dipatuhi serta menangguhkan sementara pertandingan liga sepak bola Indonesia hingga perbaikan prosedur keamanan dilakukan.

Sejumlah orangtua di Indonesia percaya membangun mental suporter sepak bola bisa dimulai dari rumah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News