Somasi ke Produsen Rokok Dinilai Tidak Tepat

Karena itu, Enny meminta masalah somasi itu tidak digaungkan lagi.
Menurut dia, masih banyak masalah lain terkait isu tembakau yang lebih penting diperhatikan.
Di antaranya, berkenaan dengan pro dan kontra berkepanjangan terhadap RUU Pertembakauan yang sudah lama dibahas di DPR.
”Selama ini banyak orang memandang isu tembakau hanya dari satu sisi seperti aspek kesehatan saja. Padahal, ada aspek penerimaan negara dalam bentuk cukai, ada kepentingan industri, ada kepentingan petani tembakau, dan jutaan tenaga kerja yang juga harus diperhatikan,” tutur Enny.
Berdasar rilis yang dikeluarkan Indef akhir Februari lalu, sekarang ini ada kecenderungan melihat industri rokok dalam kaca mata hitam dan putih.
Kelompok yang kontra menganggap tembakau hanya akan merugikan kesehatan, bahkan merusak generasi masa depan.
Sementara itu, industri pasti berpikir memiliki hak hidup karena selama ini menyetor lebih dari Rp 139 triliun per tahun ke negara.
Di sisi lain, dengan penerimaan cukai sebesar itu, negara akan berpikir keras agar jangan sampai kehilangan pemasukan.
Enny Sri Hartati menilai somasi yang dilayangkan warga bernama Rohayani kepada PT Gudang Garam Tbk dan PT Djarum tidak tepat.
- Alhamdulillah, 92 Rumah Tidak Layak Huni di Kudus Direnovasi
- Perusahaan Rokok yang Mempertahankan Racikan Tradisional Ini Resmi Kantongi NPPBKC
- Abidzar Somasi Warganet yang Diduga Hina Ibunya, Umi Pipik Merespons Begini
- Merasa Somasi Didiamkan, Arny Ternatani Ambil Langkah Hukum ke Pengadilan
- Kena Somasi, PLN Diminta Segera Bayarkan Kerugian Materiel Pada Perusahaan Ini
- Djarum Gelontorkan Rp 5 Miliar untuk Entaskan Kemiskinan di Kudus