Sonata Berburu Kader Di Penjara

Sonata Berburu Kader Di Penjara
Sonata Berburu Kader Di Penjara
JAKARTA -- Teroris tak pernah kehabisan kader. Sebaliknya, ketika mereka dipenjara, justru muncul rekrutan-rekrutan baru. Teror yang berasal dari narapidana "tobat" justru jauh lebih berbahaya. Mabes Polri kini sedang mengkaji cara terbaik agar para teroris tidak bisa merekrut kader dari dalam jeruji besi. "Kita akan pikirkan caranya. Tentu akan ada komunikasi dengan semua stakeholder karena terorisme adalah masalah bersama," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang.

Jenderal dua bintang itu mencontohkan, Sonata yang sudah dipenjara justru bisa mencari kader-kader baru dan menjalin kontak dengan jaringan lama. "Terbukti, bahwa dia tidak berubah. Ini harus jadi evaluasi terutama pada sistem rehabilitasi teroris," katanya.

Secara terpisah, seorang penyidik menjelaskan pengakuan Sonata selama tiga hari sangat mengejutkan. "Kekuatan kelompok ini lebih dari analisa awal. Dari senjata, pengorganisasian dan pembagian tugas semuanya berubah," kata sumber Jawa Pos. Sonata sekarang berada di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Keterangannya menjadi bahan bagi Densus 88 untuk mengejar tokoh penting lain yang belum tertangkap.

Diantaranya Musthofa alias Abu Tholut, mantan ketua mantiqi III Jamaah Islamiyah yang mempunyai keahlian survival (bertahan hidup), evasion (penghilangan jejak), resistance (melawan dari pelarian), dan  escape (melarikan diri). Ilmu SERE ini lazim dipelajari oleh militer dan kombatan dalam perang.  Musthofa belajar langsung dari para mudarrib (instruktur) di Afghanistan.

JAKARTA -- Teroris tak pernah kehabisan kader. Sebaliknya, ketika mereka dipenjara, justru muncul rekrutan-rekrutan baru. Teror yang berasal dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News