Sore Itu, 6 Tahun Silam, Baiq Nuril Ditelepon Muslim

Sore Itu, 6 Tahun Silam, Baiq Nuril Ditelepon Muslim
Baiq Nuril Maknun usai menjalani sidang di Pengadilan Negeri Mataram, beberapa waktu lalu. Foto: DIDIT/LOMBOK POST/JPNN.com

jpnn.com - Upaya Baiq Nuril Maknun untuk melindungi diri dari aksi pelecehan justru berujung bui. Putusan tingkat kasasi Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman enam bulan penjara atas tuduhan pendistribusian rekaman bermuatan asusila.

Wahidi Akbar Sirinawa, Mataram

Ironi hukuman terhadap Baiq Nuril bermula enam tahun silam. Suatu hari di Agustus, 2012 silam, sekitar pukul 16.30 Wita, Baiq Nuril menerima telepon dari H Muslim.

Ketika itu, Baiq Nuril bekerja sebagai honorer di SMAN 7 Mataram. Adapun H Muslim, menjabat sebagai Kepala SMAN 7 Mataram.

Dalam teleponnya, Muslim bercerita sesuatu yang memuat konten asusila. Tindakan asusila tersebut direkam Baiq Nuril. Dia berusaha agar tidak menjadi korban pelecehan s*ksual yang dilakukan Muslim.

Berselang dua tahun kemudian, tepatnya Desember 2014, rekaman tersebut tersebar. Isi percakapan dalam rekaman yang ternyata memuat konten asusila diketahui sejumlah pihak. Dari sana, proses hukum terhadap Baiq Nuril bergulir.

Juli 2017, Nuril bisa tersenyum lega. Hakim Pengadilan Negeri (PN) Mataram menilai dia tidak bersalah. Putusan bebas dikeluarkan.

Namun, kebahagian itu berlangsung singkat. Putusan kasasi majelis hakim MA merenggut itu semua. Hakim Agung justru menilai Baiq Nuril bersalah dalam mendistribusikan atau mentransmisikan informasi elektronik yang memuat konten asusila. Putusan enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta subsidair tiga bulan kurungan, dijatuhkan.

Putusan kasasi MA seketika mengubah hidup Baiq Nuril Maknun, yang dihukum enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News