Soros
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Namun, ada kekuatan-kekuatan tersembunyi yang tidak disangka-sangka muncul merusak aliansi itu.
Tingkat inflasi Inggris menjadi tinggi, tetapi suku bunga rendah.
Inggris kemudian memutuskan untuk masuk ERM dengan keinginan menjaga nilai Poundsterling di atas Deutschmark.
Secara fundamental, hal tersebut tidak masuk akal karena tingkat inflasi Inggris kala itu jauh lebih tinggi daripada Jerman. Kelemahan inilah yang dibidik oleh para spekulan, dan mata uang Inggris pun luluh lantak.
Keluarnya Inggris dari ERM membuat Inggris malu besar. Harga diri mereka sebagai bangsa terpukul.
Harus ada orang yang bertanggung jawab terhadap kejahatan ini. Maka muncullah nama George Soros yang dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab.
Soros pialang saham berdarah Yahudi kelahiran Hungaria.
Ia menyelesaikan kuliah ekonomi di London School of Economics. Ilmu ekonomi yang dipelajari di Inggris ternyata dipakainya untuk memukul Inggris.
Andri Shevchenko menghabiskan akhir kariernya di Chelsea. Dia mempelajari sepak bola Inggris dengan baik.
- Sudirman Cup 2025: Indonesia vs Denmark Diwarnai Kontroversi, Begini Reaksi PBSI
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Mati Lampu Total di Spanyol & Portugal Akibat Serangan Siber? Begini Kata Uni Eropa
- Listrik Padam di Seantero Spanyol & Portugal, Penyebabnya Masih Misteri
- Mendagri Tito Didampingi Dirjen Bina Adwil Terima Menlu Denmark
- Kemendagri dan Pemerintah Denmark Siap Kerja Sama untuk Memperkuat Pemadam Kebakaran