Sosial Media Rugikan Banyak Perusahaan Asuransi di Australia

Badan utama yang menaungi industri asuransi di Australia mengatakan penggunaan media sosial untuk "menekan" perusahaan asuransi untuk membayar klaim telah merugikan perusahaan dan menyebabkan premi asuransi meningkat.
Campbell Fuller dari The Insurance Council of Australia mengatakan pelanggan yang tidak puas atas penolakan klaim telah mengunggahnya di Twitter dan Facebook dan hal ini telah menyebabkan masalah, termasuk mengancam reputasi perusahaan asuransi.
"Bisa berdampak untuk mendapat pelanggan baru, atau memindahkan pelanggan dari satu perusahaan asuransi ke perusahaan lain," kata Campbell.
"Dan karena biaya tersebut melekat pada bisnis, maka dapat mempengaruhi premi yang dibayarkan pelanggan. Jadi, ini memang berdampak."
"Saat sebuah perusahaan mencoba menjual produk ke pelanggan, maka akan berpengaruh pada peringkat perusahaan di Google, sehingga lebih sulit bagi pelanggan baru untuk menilai perusahaan itu."
Campbell mengatakan tekanan pelanggan atas klaim terkadang mengantarkan pada pembayaran yang tidak semestinya.
"Faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya pelanggan yang mengeluh lewat jejaring sosial dan menggunakan jejaring sosial untuk mencoba memanfaatkan perusahaan asuransi," katanya.
"Perusahaan asuransi mungkin merasa berada di bawah tekanan untuk membayar klaim, bahkan jika klaim itu tidaklah adil. Bahkan jika klaim itu sebenarnya tidak sah atau hanya sebagian sah.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina