Sosialisasikan KUR Pertanian di Batang, Kementan Dorong Industrialisasi dengan Sasaran Ekspor
Karena itu, ia berharap dengan adanya MoU ini produk pertanian dari Batang dapat menembus pasar luar negeri.
Dia menyampaikan, 60 persen penduduk Kabupaten Batang bergerak di sektor pertanian.
Selama ini petani tidak pernah mendapatkan jaminan pascapanen.
Maka offtaker tidak hanya membeli secara lepas hasil produksi petani, tetapi harus melakukan pendampingan dan mengajarkan petani-petani Batang agar dapat melek pasar.
“Pola yang akan kami bangun adalah dengan mendorong koperasi untuk diberikan permodalan melalui KUR, selanjutnya permodalan tersebut akan dikelola bersama melalui koperasi,” kata Heru.
Ia menambahkan pengelolaan dana tersebut diperuntukkan untuk pembangunan sektor pertanian dari hulu sampai ke hilir.
Seperti penyediaan sarana produksi pertanian, sampai dengan pembangunan rice mill, gudang, pabrik dan sebagainya.
“Sehingga kemudian ke depannya petani-petani dapat mandiri,” pungkas Heru. (*/jpnn)
Menurut Syahrul Yasin Limpo, Saat ini Kementan terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang sesuai standar negara tujuan ekspor, sehingga target gerakan tiga kali ekspor (gratieks) bisa terealisasi dengan segera.
Redaktur & Reporter : Boy
- Jaring Potensi Petani Muda, Inilah 75 Nominee Young Ambassador Agriculture Pilihan Kementan
- Gelar Evaluasi dan Asistensi, Kementan Siap Kawal Program Wajib Tanam Bawang Putih
- Misi Dagang ke Maroko Disambut Baik, Catatkan Transaksi Potensial Rp 276 Miliar
- Dambakan Keselarasan dengan Pusat, Petani Jateng Dukung Sudaryono Jadi Gubernur
- Presiden Jokowi Senang Produksi Jagung Meningkat di Sumbawa NTB
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah