Sosok Suliono, Penyerang Jemaat Gereja St Lidwina, Ternyata!

Sosok Suliono, Penyerang Jemaat Gereja St Lidwina, Ternyata!
Mistaji (kiri), ayah Suliono, di rumahnya dii Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Foto: JAWA POS RADAR BANYUWANGI

Di rumah kakaknya yang menjadi basis NU, Suliono merasa tidak cocok dan sering berdebat dengan kakaknya.

Dia kemudian meninggalkan tempat kakaknya itu dan pindah ke Palu, Sulawesi Tengah. “Pengaruhnya ya di Sulawesi itu,” ucapnya.

Perubahan tersebut begitu mencolok saat Suliono pulang ke rumah, cara berpakaian menjadi serba panjang seperti jubbah.

Selain itu, dia menentang kebiasaan di musala dan masjid kampung yang mengadakan pujian sebelum salat berjamaah.

“Pulang dari Sulawesi sering jubahan, pujian dianggap teriak-teriak dan menganggu orang tidur,” ujarnya menirukan ucapan anaknya.

Namun, Mistaji menegaskan, Suliono tidak pernah membahas masalah lain, seperti bendera atau kenegaraan.

Meski demikian, Mistaji mengaku sudah berupaya menyadarkan anaknya tersebut, namun tidak mampu mengajaknya seperti dulu. “Saya sudah berusaha menyadarkan, tapi tidak bisa,” terangnya.

Kabar terakhir tentang keberadaan Suliono, Mistaji mengaku hanya mengetahui kalau anaknya itu menuntut ilmu di salah satu pesantren yang ada di Magelang, Jawa Tengah.

Suliono, pelaku penyerangan terhadap empat jemaat gereja St Lidwina, pernah tinggal di Sulawesi Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News