SP3 Kasus BW Harus Menggunakan Dasar Ini, Bukan Yang Lain
jpnn.com - JAKARTA – Kejaksaan Agung harus mengkaji seacara mendalam dari aspek hukum mengenai perkara Wakil Ketua KPK Nonaktif Bambang Widjojanto. Bukan atas dasar lain termasuk desakan para akademisi supaya kasus itu dihentikan dengan menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
“Kejagung sebaiknya memang mengkaji perkara BW ini secara komprehensif dan independen, tidak hanya sekedar memeriksa BAP (Berita Acara Pemeriksaan, red) yang diserahkan oleh Kejaksaan,” kata Anggota Komisi Hukum DPR RI, Arsul Sani, Selasa (6/10).
Meskipun berkas telah dinyatakan lengkap, menurut Arsul, bila ternyata ditemukan hasil pengkajian memang menunjukkan ada hal-hal yang janggal atau sulit untuk membuktikan sangkaan, maka tentu bisa dipertimbangkan untuk penerbitan SP3.
Namun, dia mengingatkan Kejaksaan melakukan gelar perkara yang melibatkan para ahli. “Harus diingat jika sampai dipaksakan naik ke pengadilan dan BW bebas, maka yang malu adalah kejaksaan, dianggap tidak cakap dan profesional dalam proses penuntutan,” tegasnya.
Politikus PPP itu mengingatkan Kejaksaan Agung bahwa keputusan untuk menghentikan penuntutan harus atas dasar aspek hukum seperti terpenuhinya unsur-unsur pasal yang disangkakan.
“Bukan atas dasar pertimbangan-pertimbangan seperti karena adanya desakan dari para akademisi-akademisi beberapa waktu lalu,” kata Arsul.(fat/jpnn)
JAKARTA – Kejaksaan Agung harus mengkaji seacara mendalam dari aspek hukum mengenai perkara Wakil Ketua KPK Nonaktif Bambang Widjojanto. Bukan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Belasan Korban Kecelakaan Bus dan Kereta di OKU Timur Masih Dirawat di Rumah Sakit
- Pemkot Banda Aceh Usulkan 1.246 Formasi ASN pada 2024
- Mbak Rerie Minta Permasalahan Pungli dan Sampah Menumpuk di Lokasi Wisata Harus segera Diatasi
- Kunjungi Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM
- Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro Dorong Pemprov DKI Kelola Urbanisasi Secara Optimal
- Hannover Messe 2024, Dirut Pertamina Tegaskan Target 25 Persen Pemimpin Perempuan