Spanyol Kerahkan Ribuan Polisi Hadang Referendum Catalunya

Spanyol Kerahkan Ribuan Polisi Hadang Referendum Catalunya
Massa pendukung kemerdekaan Catalunya. Foto: lavanguardia

Hal senada diungkapkan Lluis Orriols Galve, profesor ilmu politik di Carlos III University, Madrid. Menurut dia, pemerintah pusat mungkin hanya bisa menghalangi pemungutan suara di lokasi vital seperti Barcelona yang merupakan jantung Catalunya. Penduduk Barcelona saat ini mencapai 1,6 juta jiwa.

Wali Kota Barcelona Ada Colau Ballano tidak setuju dengan referendum, tapi telah sepakat untuk membiarkan pemungutan suara berlangsung. Dia telah meminta Komisi Eropa untuk menjadi penengah antara pemerintah pusat dan Catalunya.

Referendum yang digelar nanti bukanlah yang pertama, melainkan yang kedua dalam tiga tahun ini. Referendum Catalunya yang petama digelar November 2014.

Saat itu di antara 5,4 juta penduduk Catalunya yang memiliki hak suara, kurang dari separo yang ikut referendum. Karena itu, meski 80 persen setuju Catalunya merdeka, hasilnya tetap dianggap tidak mewakili keseluruhan penduduk.

Bukan tanpa alasan Catalunya ingin merdeka. Wilayah otonomi khusus yang memiliki 7,5 juta penduduk itu merasa selalu ditekan pemerintah pusat. Catalunya memiliki bahasa dan budaya sendiri yang berbeda dengan Spanyol.

Menurut beberapa ahli, pemerintah Spanyol menghalangi berkembangnya bahasa Catalan. Bayi-bayi yang lahir di wilayah tersebut kini juga harus memiliki nama Spanyol.

Krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 juga membuat situasi kian parah. Catalunya sebagai wilayah yang kaya merasa memberi lebih banyak kepada pemerintah pusat tanpa timbal balik yang memadai. (Reuters/AlJazeera/BBC/sha/c11/ttg)


Pemerintah Spanyol menggunakan segala cara untuk mencegah berlangsungnya referendum Catalunya


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News