Sreeya Sewu Indonesia Tetap Catat Pertumbuhan Positif di Era Pandemi
Ditanya target kinerja 2021, Tommy menyebut tahun 2021 ini masih pandemi sehingga situasinya masih tidak pasti. Namun dia optimistik kinerja PT Sreeya masih akan positif seperti tahun 2020.
“Saya confidence akan growing double digit sampai akhir tahun. Ada faktor eksternal yang jadi tantangan, misalnya harga jagung belum membaik, harga kedelai masih tinggi, demand masih rendah sehingga profitability akan terdampak. Tetapi, di dalam perusahaan kami sangat solid dan kuat. Jadi, bisa double growing dan bisa continue pertumbuhannya,” tutur Tommy.
Dia menyebut sejak Covid-19 masuk Indonesia pada Maret 2020, terjadi penurunan aktivitas ekonomi secara nasional, termasuk yang dialami Sreeya. Hal itu akibat penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan pemerintah.
Kebijakan itu menyebabkan kelebihan pasokan ayam yang dialami Sreeya pada tahun 2020 karena daya beli masyarakat menurun. Kelebihan pasokan ayam menyebabkan pelemahan harga ayam broiler dan ayam umur sehari atau Day Old Chick (DOC).(fri/jpnn)
Perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan, ayam pedaging, dan makanan olahan ini, tetap mencatat pertumbuhan positif meski terjadi pandemi.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Begini Efek Bansos terhadap Pertumbuhan Ekonomi
- Pj Gubernur Al Muktabar Dorong Masyarakat Kembangkan Inovasi Teknologi Sektor Pangan
- Catatan Ketua MPR: Tetaplah Berhati-hati dan Bijaksana Mengelola Pertumbuhan Ekonomi
- Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Indonesia Diperkirakan Lebih Baik
- Tren Pemulihan Ekonomi Makin Solid Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu
- Triwulan I 2024: Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,06 Persen, Jumlah Penduduk Bekerja juga Naik