Sri Lanka Mencekam: Menhan Blokir Medsos, Menpora Melawan
"Adanya VPN (virtual private network), seperti yang saya gunakan sekarang, membuat larangan itu sama sekali tak berguna. Saya minta otoritas untuk berpikir lebih progresif dan mempertimbangkan lagi keputusan ini," kata dia.
Presiden Rajapaksa menetapkan keadaan darurat pada Jumat yang memicu kekhawatiran akan adanya tindakan keras dari pemerintah terhadap protes, di tengah kenaikan harga-harga, kelangkaan bahan pokok dan pemadaman listrik bergilir.
Kekuasaan darurat di masa lalu membolehkan militer untuk menangkap dan menahan tersangka tanpa surat perintah.
Belum jelas apakah status darurat saat ini juga memungkinkan hal yang sama.
Aksi-aksi protes juga menandai penurunan drastis dukungan politik bagi Presiden Rajapaksa, yang merebut kekuasaan sejak 2019 dengan janji menstabilkan situasi.
Lebih dari dua puluh tokoh oposisi berhenti di barikade polisi saat berjalan menuju Lapangan Merdeka. Beberapa di antaranya meneriakkan "Gota Go Home" (Gotabaya Pulang Saja).
"Ini tak bisa diterima," kata pemimpin oposisi Eran Wickramaratne sambil bersandar di barikade. "Ini adalah demokrasi."
Inspektur polisi Nihal Thalduwa mengatakan 664 orang telah ditangkap karena melanggar aturan jam malam di Provinsi Barat, wilayah administratif paling padat penduduk yang mencakup Kolombo.
Situasi di Sri Lanka makin mencekam setelah Presiden Gotabaya menetapkan status darurat yang langsung diikuti pemblokiran akses ke media sosial (medsos)
- Kemenpora Gelar Lokakarya Pembinaan Olahraga Prestasi dan Rakernas BAPOPSI 2024
- Arab Saudi Dukung Indonesia Bidding Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini Buktinya
- Setahun Jabat Menpora, Dito Ariotedjo Berterima Kasih Kepada Keluarga Besar Kemenpora
- Menpora Pastikan Red Sparks ke Jakarta, JKT 48 Hingga Selebritas Bakal Main Voli
- Dukungan Menteri Dito untuk 3 Anggota UI Trail Runners Calon Kontestan UTMB
- Sambut Juara All England 2024 di Bandara Soetta, Menteri Dito Sampaikan Apresiasi & Rasa Bangga