Sri Mulyani: Kalau Ngasih Tahu, Namanya Bukan Sidak

Sebab, tidak mudah untuk membawa pulang dana yang sudah berada di luar negeri. Apalagi, bila dana tersebut sudah dipakai.
”Saya rasa kita (pengusaha) sudah maksimal dari segi partisipasi. Tidak semudah itu (dana) untuk kembali ke Indonesia,” ujar dia usai rapat di kantor wakil presiden Jusuf Kalla, kemarin (30/3).
Selain itu, masih banyak pengusaha yang ragu dengan kondisi perekonomian saat ini. Mereka khawatir soal keamanan dana hingga pengembangan dana yang telah dibawa pulang kampung itu.
”Kita kan juga harus liat competitivenessnya juga, apakah kalau dana itu diluar, saya bisa menghasilkan lebih,” tambah dia.
Dia menuturkan dana yang telah masuk itu semestinya lebih difokuskan untuk investasi di sektor rill. Investasi tersebut akan membantu perekonomian di Indoensia. ”Jadi bukan hanya penempatan dana tapi juga penggunaan investasi.
Lebih lanjut, Shinta menyebutkan bahwa TA memang bisa menjadi pemicu awal untuk mereformasi perpajakan di Indonesia.
Diharapkan akan lebih banyak perusahaan Indonesia yang mau mengembalikan dananya untuk diinvestasikan di Indonesia.
”Saya rasa ini masih panjang jalannya, meskipun periodenya sudah selesai Tax Amensty tapi kan ini akan terus berlanjut,” imbuh Shinta. (ken/byu/jun)
Menjelang batas akhir program tax amnesty pukul 24.00 WIB hari ini, Ditjen Pajak, akan memberikan pelayanan maksimal bagi para Wajib Pajak (WP) yang
- Cara Ini Bisa Jadi Solusi Agar Indonesia tak Tertinggal di Industri Kripto
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Pramono Anung Bakal Kejar Penunggak Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta
- AUKSI Lakukan Serah Terima Kantor Baru di Surabaya, Dorong Peningkatan PNBP
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat