Sri Mulyani Menkeu Terbaik Se-Asia Pasifik 3 Tahun Berturut-turut

Sri Mulyani Menkeu Terbaik Se-Asia Pasifik 3 Tahun Berturut-turut
Sri Mulyani Menkeu Terbaik Se-Asia Pasifik 3 Tahun Berturut-turut

Porsi surat utang yang cukup besar dengan bunga yang mahal bisa menjadi bom waktu, kata Bhima.

"Karena kita bayar bunganya kemahalan maka di 2018 kemarin, realisasi belanja pembiayaan bunga utang itu melebihi 100 persen dari target APBN. "

"Dan bahkan di era-nya Bu Sri Mulyani kita membayar bunga utangnya saja itu dengan menerbitkan utang baru. Gali lubang tutup lubang."

Bhima menegaskan ada paradox dalam konsekuensi utang Indonesia. Dalam jangka panjang, jika porsi SBN meningkat cukup signifikan, maka bisa jadi APBN yang seharusnya untuk belanja produktif, seperti alokasi dana desa, pembangunan infrastruktur, sebagian terserap untuk membayar bunga utang.

Pencabutan subsidi di beberapa pos, yang memegaruhi tingkat konsumsi rumah tangga, ternyata juga berdampak produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Padahal 56 persen PDB disumbang konsumsi. Sementara pengalihan subsidi ke belanja infrastruktur efeknya ternyata lama dan banyak infrastruktur yang kurang prioritas dibangun misal, Bandara Kertajati dan kereta Bandara-Sudirman," ungkp Bhima.

Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News