Sri Sultan Ajak MPR Mengobarkan Demokrasi ala Indonesia

Sri Sultan Ajak MPR Mengobarkan Demokrasi ala Indonesia
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurut Sri Sultan, seharusnya sudah tidak lagi bicara mayoritas dan minoritas. Namun, yang lebih penting dikedepankan adalah kebersamaan.

Jadi, lanjut Sri Sultan, kalau memang lawan politik memiliki potensi, namun kemudian kalah, apa tidak boleh atau bisa menjadi menteri.

"Masa harus juga keluar. Itu model demokrasi Indonesia atau model demokrasi mana? Apakah kita tidak bisa membuat demokrasi ala Indonesia sendiri dalam kebersamaan itu?" katanya.

"Sehingga kita selalu bicara ini aku, itu kamu. Sedangkan aku dan kamu itu adalah bagian kita bersama yang berbeda. Jangan kita bicaranya selalu kalah menang, mayoritas minoritas," tambah Sri Sultan.

Lebih lanjut Sri Sultan mengakui sangat penting baginya UUD yang sudah diamandemen lima kali, untuk dilakukan perubahan lagi.

"Karena di situ Bhineka Tunggal Ika dikatakan simbol negara. Bagi saya untuk apa kalau dia dikatakan simbol negara, harus masuk dalam pasal. Bagi saya Bhinneka Tunggal Ika itu tidak sekadar simbol negara tapi strategi integrasi bangsa," katanya.

Sehingga, lanjut Sri Sultan, apa pun yang kecil baik itu partai politik maupun etnisnya tetap menjadi bagian besar negara Indonesia.

Karena itu, Sultan berharap, kalau dasarnya kebersamaan maka bukan pemerintah dan oposisi. Menurutnya, di oposisi juga memiliki potensi, sehingga sekecil apa pun perlu tetap didengar. Oposisi juga memiliki orang-orang pandai yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk membangun Republik ini di dalam kebersamaan.

Sultan berharap setiap pemilu itu berlangsung aman dan nyaman. Masyarakat tidak punya gejolak, tapi merasa nyaman karena kampanye juga baik, bicara program.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News