Stafsus Jokowi Ingatkan Bahaya Individualisme

Stafsus Jokowi Ingatkan Bahaya Individualisme
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono berbicara di Obrol Orang Muda: 'Kebangsaan di Masa Milenial' di LIPI. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Tren individualisme dinilai tidak sesuai dengan Pancasila yang mengutamakan asas gotong royong. Individualisme juga akan menghambat proses menuju mufakat, karena masing-masing orang memikirkan diri sendiri.

Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menyebutkan, setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan budaya ke arah individualisme seperti masuknya arus liberalisme, pertumbuhan ekonomi negara, dan perkembangan teknologi.

Menurut dia, salah satu cara untuk memperkuat rasa kebangsaaan dengan melakukan ritual kebangsaan.

"Contohnya di Thailand setiap pagi dan sore selalu dikumandangkan lagu kebangsaan dan semua masyarakat meresapi lagu kebangsaan tersebut," ucap Diaz saat Obrol Orang Muda: 'Kebangsaan di Masa Milenial' di LIPI, Gedung Widya Graha Lt 6, Jakarta Pusat, Kamis (18/1).

Kemudian narasi agama sebagai pemersatu harus disebarkan, bukan malah dieksploitasi untuk mencapai tujuan politik tertentu.

"Pancasila itu ada lima sila, jangan kita hanya meresapi sila Ketuhanan yang Maha Esa, tapi ingat juga ada sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial," tegasnya.

Deputi IPSK-LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti berpendapat, sosial media ketika digunakan dengan baik dan bijak dapat memperkuat identitas bangsa.

"Bukan sebanyaknya mengadopsi budaya luar dan kehilangan identitas bangsa kita," ujar Tri.

Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menyebutkan, setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan budaya ke arah individualisme

Sumber RMOL.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News