Stereo Adharta

Oleh: Dahlan Iskan

Stereo Adharta
Adharta mengenang kerusuhan Mei 1998. Foto: Disway

"Ternyata, besoknya apartemen itu jadi sasaran kerusuhan. Dibakar," ujar Adharta.

Setelah tiba di rumah, Adharta berubah pikiran. Tidak perlu evakuasi. Pak RT/RW di situ menjamin keamanan kampung. "Kampung kami memang kompak," ujar Adharta bangga.

"Bahkan warga yang bukan Tionghoa sudah menawarkan agar kami tinggal di rumah mereka," katanya.

Kini, 24 tahun kemudian, Adharta masih sehat. Ia lahir di pulau kecil Alor di NTT. Lalu sekolah di Surabaya. Di SMPN Kapas Krampung. Lanjut ke SMA Frateran. Kini ia pengusaha kapal.

Di awal masa pandemi ini ia membentuk kelompok relawan Covid. Namanya: Komunitas Indonesia Lawan Libas Covid. Disingkat KILL Covid.

Bentuk lembaga itu perkumpulan. Pendirinya 60 orang. Cabangnya di banyak kota. Total relawan KILL Covid sampai 30.000 orang.

Adharta sendiri terkena Covid. Tiga kali pula. Tanggal 27 Juli 2020 ia kena yang pertama. Justru ketika lagi mengurus terbentuknya relawan itu. Parah. Sampai masuk ICU 14 hari.

Waktu itu belum ada obat Covid. Dokter masih meraba-raba apa yang bisa dilakukan.

Hari itu Jakarta membara. Kerusuhan Mei 1998, pembakaran terjadi di mana-mana. Anda sudah tahu: korbannya warga keturunan Tionghoa. Juga aset mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News