Strategi Fast Food Zensei, Bangun Bisnis Waralaba Berbasis Blockchain
Mereka mengaku memiliki hak atas merek atau konsep tersebut, dan menawarkan kesempatan bagi franchisee untuk memulai bisnis dengan menggunakan merek atau konsep tersebut dengan biaya yang besar.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi Zensei untuk memulai kerja sama waralaba.
"Untuk mengatasi tantangan tersebut, Zensei membuat terobosan dengan menawarkan kerjasama waralaba dengan teknologi blockchain," kata Ragil.
Dia membeberkan teknologi blockchain dan cryptocurrency mendapatkan perhatian yang sangat tinggi dari masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Pemerintah mencatat transaksi sebesar Rp 306 triliun selama 2022.
Sedangkan di seluruh dunia, transaksi crypto mencapai Rp 17.000 triliun selama 2022 dengan total investor 320 juta orang.
Fenomena ini dimanfaatkan sekelompok orang untuk melakukan penipuan dengan cara membuat proyek-proyek yang tidak nyata, koin dan token yang tidak jelas peruntukannya dan menjanjikan keuntungan yang tidak jelas sumbernya.
Proyek-proyek crypto pada umumnya hanya menawarkan rencana bisnis, lalu mengumpulkan dana dari masyarakat berupa ICO atau IDO. Sebagian besar proyek yang mereka presentasikan tidak pernah terwujud, atau bahkan ada yang secara terang-terangan menghilang dan melarikan dana.
Gerai makanan cepat saji Zensei berencana membuka waralaba berbasis blockchain yang mereka sebut Franchise 4.0 dengan merek dagang Zento.
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Blockchain & Aset Kripto jadi Fondasi Perekonomian Baru di Era Digital
- Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024: Ekspansi Masih Melambat, tetapi Tetap Prospektif
- Zenoh Berikan Solusi untuk Permasalahan IT dalam Bisnis
- Rasio NPL Bank Mandiri Terjaga di Level 1,02 Persen selama Kuartal I 2024