Strategi Jitu, Jokowi Terkena Jebakan Batman

Strategi Jitu, Jokowi Terkena Jebakan Batman
Direktur Strategi dan Analisis Data Lembaga Politik Indonesia (L-API) Fadlin Guru Don (FGD). Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 belum memasuki masa kampanye, namun kedua kubu dari masing-masing koalisi sudah bertarung sebelum waktunya. Baru-baru ini Wasekjen PAN Erwin Izharrudin melontarkan pernyataan soal Jokowi terkena “Jebakan Batman”. Pernyataan tersebut menuai tanggapan.

Direktur Strategi dan Analisis Data Lembaga Politik Indonesia (L-API) Fadlin Guru Don (FGD) menganggap ucapan Erwin Izharrudin ada benarnya jika dianalisa dari beberapa fakta yang ada.

“Jika dianalisa dari beberapa fakta, pernyataan Erwin soal jebakan batman buat Jokowi ada benarnya,” kata Fadlin Guru Don kepada JPNN.com di Jakarta Senin (13/8/2018).

Lebih lanjut, FGD menilai ada semacam desain yang sangat sistimatis dari kelompok Ulama PA 212 dan GNPF Ulama yang seakan-akan serius mendorong Ustaz Abdul Somad atau Salim Segaf sebagai cawapres Prabowo atas Ijtimak Ulama.

“Saya menilai ada semacam desain yang sangat sistimatis dari ulama PA 212 dan GNPF Ulama lewat Ijtimak untuk memaketkan Prabowo dengan UAS atau Salim Segaf yang seolah-olah itu benar dan serius,” tutur Fadlin.

Dosen Universitas Mercua Buana ini mengatakan semua itu dilakukan agar membuat Jokowi untuk memilih wakilnya dari kubu ulama juga, dengan begitu kedua pasangan saling merebut suara umat Islam. FGD juga mengatakan Jokowi akan digoreng dengan isu-isu lama seperti pernyataan PDIP yang tidak membutuhkan suara umat Islam, sehingga Jokowi dan PDIP terkesan menelan ludahnya sendiri.

Lalu FGD mengatakan bahwa kenyataan ini telah dibuktikan oleh video Ustaz Haikal Hasan yang saat sekarang sedang viral yang menyatakan bahwa Ijtimak itu sengaja diembuskan dan sebagai alat menggertak Prabowo akan ditinggalkan Ulama dan umat bila tidak memilih cawapres dari kalangan Ulama.

“Buktinya jelas, coba tonton videonya Ustaz Haikal Hassan, Ulama PA 212 sengaja melempar isu meninggalkan Prabowo jika tidak memilih wakilnya dari Ijtimak Ulama, dengan harapan bahwa kubu Jokowi akan menggandeng ulama sehingga Jokowi berpikir semua ulama akan mendukung dia, setelah itu Ulama PA 212 akan menyuruh Prabowo memilih Cawapres di luar ulama,” beber Fadlin.

Menurut Fadlin, Sandiga Uno sengaja menjadi kunci rahasia yang tidak dimunculkan terlebih dahulu agar pihak lawan tidak membaca strategi yang sedang dimainkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News