Strategi Kementan Tanggapi Rekomendasi KPK dan BPK soal Pupuk Subsidi

Strategi Kementan Tanggapi Rekomendasi KPK dan BPK soal Pupuk Subsidi
Ilustrasi pupuk subsidi. Foto: Humas Kementan

"Kami langsung melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi BPK dan KPK. Yaitu dengan perbaikan data melalui e-RDKK dan perbaikan sistem penyaluran, sudah dilakukan ujicoba dengab implementasi kartu tani," terang Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menjelaskan, kartu tani akan memberikan banyak keuntungan bagi petani. Pada dasarnya kartu tani merupakan kartu debit seperti ATM dan bisa digunakan para petani untuk berbagai kebutuhan dan memenuhi keperluan pertaniannya.

"Keberadaan kartu tani diharapkan membawa dampak yang positif bagi semua kalangan. Tidak hanya bagi pemerintah dan pihak terkait saja, melainkan yang paling penting adalah manfaat bagi para petani," ujar Sarwo Edhy.

Dengan memiliki Kartu Tani, terang Sarwo Edhy, pertama mendapat kepastian dalam memperoleh pupuk bersubsidi Pupuk merupakan komponen penting dalam sebuah pertanian, maka dari itu ketersediaan pupuk adalah hal mutlak.

"Dengan adanya kartu tani, nantinya para petani dapat menggunakannya dalam membeli pupuk bersubsidi. Langkah seperti ini juga efektif dalam menyalurkan pupuk bersubsidi tepat sasaran," jelasnya.

Keuntungan berikutnya, lanjut Sarwo Edhy, petani dapat melakukan penjualan hasil panen tanpa perantara.

Dijelaskannya, kendala yang dihadapi oleh para petani adalah ketika musim panen tiba, hasil yang didapat tidak serta merta dapat dinikmati.

Alasannya adalah petani terpaksa menjual hasil pertanian kepada para tengkulak yang mengambil untung besar.

Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan penyaluran pupuk subsidi secara tertutup. Pola subsidi pupuk ini dinilai sudah lebih maju sistemnya dari subsidi lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News