Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (1)

Ladang Opium Doi Tung Hilang, Sejuta Wisatawan Datang

Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (1)
ENTAS PETANI OPIUM : Delegasi Indonesia (bagian kiri) menerima penjelasan kiat pembangunan sistem alternatif untuk rakyat di pegunungan Doi Tung, perbatasan Thailand-Myanmar.
Semua pabrik candu juga sudah tutup. Berbagai kejahatan dan kekerasan sudah hilang sama sekali. Jalan kecil berlumpur di dekat pohon itu sudah berubah menjadi jalan beraspal selebar 8 meter. Bahkan, pegunungan Doi Tung kini sudah jadi salah satu pusat wisata Thailand. ”Tahun lalu sudah satu juta orang berwisata ke sini,” ujar Khun Chai.

Semua petani yang dulu menanam opium berubah total: tidak terbelit kemiskinan lagi. Ladang-ladang opium sudah berubah jadi perkebunan teh, ladang kopi, hutan macadamia, atau kebun bunga. Tapi, perubahan itu tidak dilakukan dengan mudah. Ini karena dalam proses perubahan itu Khun Chai menghindari jauh-jauh model paksaan, kekerasan, serbuan, atau perang bersenjata.

Pendekatan pokoknya adalah ”merebut hati rakyat dan mengisi perut mereka”. Kiat ini, setelah berhasil diterapkan di Doi Tung, panen pujian dari dunia, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Apalagi, ketika berhasil diterapkan sekali lagi di wilayah Myanmar.

Bahkan, Khun Chai kini diminta lagi menerapkan kiatnya itu untuk mengatasi persoalan di negara yang lebih berat: Afghanistan. Lalu diminta pula turun tangan di Aceh Besar. Dan permintaan berikutnya sudah antre: Vietnam. ”Semua persoalan itu bermula dari kemiskinan,” ujar Khun Chai menyimpulkan penyebab ruwetnya urusan di Golden Triangle. ”Apakah itu persoalan opium, kriminalitas, pelacuran, kerusakan lingkungan, bahkan terorisme sekalipun,” tambahnya.

Khun Chai sudah membuktikan bisa mengatasi semua itu dengan kiat soft power-nya: tidak pernah mencela kehidupan lama, tidak pernah memojokkan orang, tidak pernah merusak opium mereka, tidak pernah memusuhi pedagang senjata –apalagi memerangi mereka secara bersenjata pula. Yang dia lakukan adalah ”merebut hati dan perut” mereka. 

SELAMA tiga hari, Dahlan Iskan ikut dalam misi mempelajari perubahan drastis yang terjadi di wilayah Golden Triangle yang pernah dikenal sebagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News