Strategi Sukses Swasembada Beras Perlu Diadopsi untuk Komoditas Pangan Lain

Strategi Sukses Swasembada Beras Perlu Diadopsi untuk Komoditas Pangan Lain
Kementan mengatakan Indonesia saat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan beras konsumsi atau swasembada beras. Ilustrasi: Foto: Ricardo/JPNN.com

Swasembada beras juga didukung oleh pembangunan banyak irigasi pertanian oleh pemerintah.

Meski demikian, Henry mengungkapkan masih banyak yang harus dilakukan pemerintah terkait beras.

"(Pekerjaan rumah) PR-nya begini, petani yang produsen beras itu kehidupan kesejahteraannya belum membaik. Itu bisa dilihat secara sederhana dari nilai tukar petani (NTP), di mana NTP tiga tahun ini menurun,” tegas Henry.

Penurunan NTP menjadi indikator kerugian yang dialami petani pangan. Penurunan itu dipengaruhi mahalnya ongkos produksi tanaman padi.

“Jadi, sebenarnya petani pangan, dalam hal ini padi, ya semuanya merugi di sini. Mengapa terjadi penurunan? Karena harga pupuk-pupuk mahal, terus juga benih-benih juga naik,” ungkapnya.

Henry menyarankan agar program Reforma Agraria menyasar petani penanam padi yang kini dihadapkan pada penyempitan lahan tanam dan kenaikan harga sewa lahan.

"Program reforma agraria yang membagikan tanah 9,7 juta hektare itu harusnya menyasar pada petani tanaman padi. Karena itu yang harus ditambah luas lahannya," tambahnya.

Selain itu, Indonesia baru surplus beras 10 juta ton. Angka itu setara dengan kebutuhan nasional selama 3 bulan.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengapresiasi penghargaan dari IRRI kepada pemerintahas berhasil mewujudkan swasembada pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News