Stunt Fighter Community, Bukan Sekadar Pemeran Pengganti Biasa

Cari Bibit di Daerah, Buka Cabang sampai Filipina

Stunt Fighter Community, Bukan Sekadar Pemeran Pengganti Biasa
Stunt Fighter Community, Bukan Sekadar Pemeran Pengganti Biasa

jpnn.com - Adegan kekerasan dalam film memerlukan orang lain sebagai pengganti. Tentu, bukan sembarang orang bisa menjadi pemeran pengganti atau stuntman. Nah, Stunt Fighter Community (SFC) mendidik anggota untuk menjadi pemeran pengganti yang andal.

MARISQA AYU K., Jakarta

SUARA bak-buk disertai teriakan terdengar jelas di sebuah dojo di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Di ruang di lantai 2 beberapa kelompok orang saling pukul dan tendang. Beberapa yang lain mengawasi gerak-gerik para petarung yang tersebar di beberapa sudut.

Begitulah suasana latihan para stuntman dan stuntwoman yang tergabung dalam Stunt Fighter Community (SFC) Jakarta. Saat itu mereka tengah berlatih untuk sebuah proyek film action yang sebentar lagi akan syuting.

“Mereka berlatih koreo untuk film indie kami. Tim yang saya pakai ini termasuk tim andalan. Beberapa ada yang main dalam film The Raid,” ujar founder sekaligus Ketua SFC Deswyn Pesik.

Deswyn menceritakan, awalnya SFC terbentuk ketika dirinya menjadi stunt performance di Jogjakarta. Siapa sangka, banyak yang menanyakan tentang profesinya. Menurut dia, banyak yang ingin menjadi stuntman namun belum tahu caranya. Deswyn pun mendirikan SFC. Dia melakukan segalanya untuk membesarkan komunitas tersebut. Selain menjadi aktor, Deswyn berperan sebagai fight director, stunt motor and driver, fight coreographer, dan stunt coordinator.

Komunitas itu dibina Brata Sentosa, seorang VIP guard dari security service. Seiring berkembangnya waktu, komunitas tersebut semakin kukuh ketika mendapatkan dukungan pula dari aktor veteran asal Jogjakarta Tio Pakusadewo. “Kami sering konsultasi dengan Om Tio Pakusadewo," tutur Deswyn.

Selain di Jakarta, SFC memiliki cabang yang tersebar di Bali, Jogja, Magelang, Bandung, Bekasi, dan Sukabumi. Di beberapa daerah yang belum aktif, Deswyn berusaha menumbuhkan bibit-bibit komunitas. Misalnya, di Pekanbaru, Bukittinggi, Lhokseumawe, dan Padang. Selain itu, SFC sudah melebarkan sayap hingga Filipina yang saat ini baru dibina melalui media sosial sebagai perantara.

Adegan kekerasan dalam film memerlukan orang lain sebagai pengganti. Tentu, bukan sembarang orang bisa menjadi pemeran pengganti atau stuntman. Nah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News