Suami-Istri Asal Australia Bantu Anak Telantar di Halmahera

Suami-Istri Asal Australia Bantu Anak Telantar di Halmahera
Hohidiai memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak korban kekerasan rumah tangga ataupun yang terlantar. (Supplied: Raymond Setiawan)

"Kami sudah melihat kemajuan, karena memang yang kami ingin lakukan dulu adalah membangun Maluku."

Meski ketika awal didirikan Hohidiai banyak menerima bantuan dari tim medis luar negeri, kini semua dokter dan perawat yang bertugas di Hohidiai adalah warganegara Indonesia.

"Dulu awal baru didirikan, memang ada tim medis [dari luar negeri] yang membantu karena kami membutuhkan bantuan mereka," kata Esther.

"Sekarang semua perawat dan bidan adalah orang Indonesia."

"Tapi memang itulah keinginan kami, untuk membantu memberikan pelatihan untuk dokter-dokter di Indonesia dengan cara membiayai kuliah mereka ke universitas yang baik," tambahnya.

Selain membiayai kuliah, Hohidiai juga memberikan kesempatan bagi sarjana kedokteran Indonesia untuk melakukan praktek di sana.

Menolong sesuai keahlian

Di tengah banyaknya sukarelawan dari Australia dan Amerika Serikat di Hohidiai, Raymond yang bekerja sebagai guru di Australia menyumbang kontribusi sesuai bidang keahliannya.

"Ada informasi dari kepala sekolah kalau mereka perlu keterampilan konseling untuk guru," kata Raymond yang adalah Sarjana Psikologi dari Universitas Atmajaya Jakarta.

Anak-anak terlantar dan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Maluku Utara mendapatkan secercah harapan untuk masa depan melalui uluran tangan pasangan dari Australia, Peter dan Esther Scarborough

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News