Suami Penumpang Sriwijaya Air SJ182: Istri Saya Bilang Cuaca Sedang Buruk, Dia Memohon...

Suami Penumpang Sriwijaya Air SJ182: Istri Saya Bilang Cuaca Sedang Buruk, Dia Memohon...
Petugas membawa kantong berisi bagian tubuh dan serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang dievakuasi ke Dermaga JICT II, Jakarta, Minggu (10/1). Foto : Ricardo/JPNN.com

"Kedatangan saya untuk mendapat informasi lebih jelas tentang bagaimana hasil pencarian tim gabungan Basarnas. Dan nanti untuk pemeriksaan DNA, karena yang ikut istri maka anak saya yang akan melakukan pemeriksaan DNA tersebut," tutur Rapik.

Selain itu, Rapik juga menceritakan bahwa sebelum istrinya menaiki pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang hilang kontak dan dinyatakan jatuh, dia sempat menelepon istrinya.

"Saat itu istri saya bilang, saat itu cuaca sedang buruk dan memohon kapada saya untuk berdoa. Banyak-banyak berselawat," ungkap Rapik.

"Istri saya ini pulang kampung ke Tegal dan pulang ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut," lanjut dia.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten setelah melewati ketinggian 11.000 kaki, dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada jam 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang, terdiri dari 50 penumpang dan 12 orang kru.

Syarif Rapik Yusop Al Idrus terus mengikuti perkembangan proses evakuasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News